Artikel GKJ Kronelan

Jemaat yang terkasih, Setelah Tuhan Yesus mengalami baptisan dan penuh dengan Roh Kudus, Ia memasuki periode baru di padang gurun. 40 hari sang Kristus menjalani puasa sebelum mengawali karya pelayanannya. Setelah 40 hari berlalu Yesus memasuki masa ujian yang cukup berat dalam awal karyanya. Ujian itu berhubungan dengan kehidupan manusia yang esensial, kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan, harga diri, sosial, dan aktualisasi diri.

Ujian pertama, Iblis mencoba memanfaatkan keadaan lapar yang dialami Yesus. Iblis menantang-Nya untuk mengubah batu menjadi roti. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa kelaparan, kekurangan dan penderitaan tidak boleh menjadi alasan untuk melanggar Firman Allah. Ketika manusia terpuruk di titik terlemah kelaparan, dia akan tetap kuat dan teguh bila berpegang pada firman Allah.

Ujian kedua, Iblis membawa Yesus ke tempat tinggi dan menawarkan segala kerajaan dunia dengan syarat Yesus menyembahnya. Menanggapi tawaran Iblis, Tuhan Yesus justru mengungkapkan tujuan keberadaan manusia dan seluruh ciptaan, yaitu untuk memuliakan Allah dan berbakti kepada-Nya. Tuhan Yesus berkata: ”Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia saja engkau berbakti!” (Luk. 4:8). Pernyataan Tuhan Yesus mengajarkan pada kita untuk senantiasa berpegang pada Allah. Mengikut Dia bukan berarti semua urusan kehidupan menjadi mudah dan beres. Mengikut Dia berarti berbakti dan taat. Bakti dan taat itulah yang memberikan peneguhan di tengah dunia yang penuh dengan tantangan dan godaan.

Ujian ketiga Iblis membawa Yesus ke Yerusalem dan menatangnya untuk melemparkan diri dari puncak Bait Allah untuk membuktikan bahwa malaikat akan menyelamatkan-Nya. Yesus menegaskan bahwa manusia tidak boleh mencobai Tuhan.

Yesus menegaskan bahwa hanya kepada Tuhan. Allahnya, manusia harus menyembah dan berbakti. Dalam baktinya kepada Allah, manusia tidak bisa memaksakan kehendaknya pada Allah

Setelah mencoba segala cara, Iblis meninggalkan Yesus untuk sementara waktu, menunggu waktu yang lebih tepat untuk kembali. Sepanjang pelayanan Yesus, Iblis senantiasa tampil untuk terus mencobai Dia. Iblis masuk dalam diri Yudas (bdk. Luk.22:3). Iblis menguji kesetiaan murid-murid Yesus (bdk. Luk. 22:31-32). Semua bentuk godaan yang dilakukan Iblis terhadap Yesus juga dilakukan Iblis pada pengikut Yesus di zaman ini, bahkan di sepanjang masa.

Jemaat yang terkasih. Pencobaan-pencobaan yang kita alami sepertinya tidak datang dari makhluk-makhluk misterius di padang gurun atau sejenisnya. pencobaan-pencobaan yang kita alami ada di seputar kebutuhan dasar manusia: kelaparan, rasa aman, kenyamanan, status, ambisi. Lima kebutuhan dasar tersebut selalu berusaha kita penuhi. Supaya kebutuhan-kebutuhan itu bisa terpenuhi, kadang kita terjebak pada keinginan untuk memenuhinya dengan cara yang instan. Kadang cara-cara tidak benar juga kita lakukan. Ada banyak orang mengatakan “yang penting kebutuhan terpenuhi”.

Jemaat yang terkasih. Belajar dari Firman Tuhan hari ini, beberapa hal bisa kita lakukan untuk menghadapi berbagai macam godaan yang ada dalam hidup kita:

  1. Syukuri apa yang kita miliki saat ini. Nikmati apa yang Tuhan berikan saat ini. Setiap wujud syukur akan membuat kita lebih bijaksana dalam menghadapi berbagai godaan dalam hidup kita.
  2. Tetap setia dan teguh kepada kehendak Allah. Kita belajar dari Tuhan Yesus yang berhasil melewati berbagai macam godaan dalam awal karya penyelamatan-Nya. Ingatlah panggilan hidup kita. Kita dipanggil untuk menjalankan damai sejahtera Kristus. Ketika keinginan untuk berbuat curang atau jahat muncul dalam diri, kita bisa mengujinya apakah keinginan itu layak di hadapan Tuhan? Apakah tindakan kita bisa membawa damai sejahtera? Ujilah segala sesuatu dengan didasarkan pada firman Tuhan!
  3. Jalani ibadah dengan tekun dan gembira. Ibadah yang dijalankan secara liturgis harus dialirkan dalam kehidupan nyata. Ibadah yang sejati adalah dalam keseharian hidup kita

Demikian permenungan kita pada Minggu Pra-Paskah pertama ini. Pertanyaan terakhir, apakah makanan kesukaan kita? Bisakah kita menahan diri dengan berpantang selama masa aksi puasa Pra-Paskah ini? Bersyukur dangan taat dalam memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Amin

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

3 × 3 =