Artikel GKJ Kronelan

Jemaat yang dikasihi Tuhan, gambaran sederhana dari Matius 25:31-46. Ketika penghakiman terakhir terjadi, semua bangsa akan dikumpulkan dan akan terjadi pemisahan domba dari kambing. Raja menyebut mereka yang di sebelah kanan sebagai yang diberkati BapaKu dan mereka dianugerahi Kerajaan (ay. 34) karena mereka peduli dan peka terhadap mereka yang lapar, haus, orang asing, telajang, sakit, dalam penjara. Ternyata apa yang mereka lakukan telah menjadi jalan bagi mereka untuk mendapat berkat dan anugerah Kerajaan.

Sebaliknya, Raja menyebut mereka yang ada di sebelah kiri sebagai orang-orang terkutuk dan akan enyah dalam api kekal (ay. 41) karena ketika mereka tidak peduli dengan saudara mereka yang kecil dan hina sama artinya mereka tidak peduli terhadap Tuhan (ay. 45). Melalui perumpamaan ini Tuhan menghendaki menekankan bahwa kepekaan dan ketulusan sangat dibutuhkan untuk membangun kehidupan sebagai wujud kesetiaan kita kepada Tuhan.

Tuhan tidak semata-mata hanya memerintahkan kepada manusia untuk setia peka dan peduli terhadap sekelilingnya. Tetapi Tuhan sendiripun telah memberikan teladan. Yehezkiel 34:11-16, 20-24 memperlihatkan bahwa Tuhan tidak tinggal diam melihat penderitaan umat-Nya. Ketika umat menderita dalam pembuangan dan ditambah lagi dengan penindasan yang dilakukan oleh para pemimpin, Tuhan turun tangan untuk menolong. Besarnya kasih Tuhan inilah yang juga mendorong kita untuk memiliki sikap yang sama : setia & peka.

Jemaat yang mengasihi Tuhan, Seiring berkembangnya zaman, kebutuhan manusiapun turut berkembang. Setiap orang berusaha untuk mencukupi kebutuhan hidupnya hingga secara tidak langsung berpengaruh terhadap pola relasi antar manusia yang semakin renggang dan individualis. Orang lebih memikirkan kehidupannya, kebutuhannya, dan kurang mempedulikan keadaan sekitarnya. Ada beberapa pertanyaan yang sering muncul: Mengapa saya yang harus peduli dengan keadaan orang lain kalau keadaan sayapun masih begini? Mengapa saya harus peka dengan orang lain kalau orang lain saja tidak peka dengan saya? Apa keuntungan yang saya dapatkan kalau saya membantu dia?, dll. Pertanyaan-pertanyaan ini sering muncul dan membuat banyak orang memilih untuk abai dengan keadaan sekitarnya. Ada juga orang yang peduli, namun kepeduliaannya tidak didasarkan pada ketulusan, tetapi mengharap imbalan. Lebih mudah bagi.

Situasi ini menjadi tantangan bagi anak-anak Tuhan zaman sekarang. Kita diperhadapkan pada pilihan taat meneladan Tuhan atau mengikuti ego kita yang melenceng dari kehendak Tuhan. Melalui Efesus 1:15-23, kita dapat belajar dari Paulus untuk memohon kepada Tuhan agar diberi Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Allah dengan benar dan semakin menghayati panggilan Tuhan. Hikmat dari Tuhan akan menuntun kita untuk melawan godaan keegoisan dan menumbuhkan kesetiaan meneladan Sang Raja yang peka. Jika setiap orang mampu untuk menghayati panggilannya, dunia semakin damai & bahagia.

Saudara-saudara yang diberkati oleh Tuhan, Kelak Tuhan Yesus akan datang kembali sebagai Raja dan hakim yang adil. Di hari penghakiman itu kita akan dibenarkan dan dianugerahi kerajaan karena iman kita kepada Yesus Kristus. Dia akan melihat bagaimana iman kita terwujud nyata dalam sikap hidup. Oleh karena itu, mari membangun hidup yang lebih baik dengan terus mempraktikkan gaya hidup peduli kepada sesama.

Mari mulai melihat sekitar kita. Sang Raja mungkin hadir melalui orang-orang di sekitar kita. Mungkin Sang Raja hadir dalam diri pelayan warung, pedagang di pasar, petani, buruh, tukang makanan yang lewat depan rumah, pelayan minimarket, dll. Sudahkah kita peduli dan menghargai mereka? Kiranya kepeduliaan dan kepekaan Tuhan terhadap kita membuka mata hati dan pikiran kita untuk setia peduli dan peka dengan orang-orang di sekitar. Amin

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

By Admin