Artikel GKJ Kronelan

Gereja sebagai domba-domba milik Kristus diajak menghayati kembali panggilannya, yaitu supaya terlibat dalam gerakan Allah untuk menata kehidupan. Beberapa narasi yang kita baca di atas sangat menolong kita untuk memahami gerak Allah demi terwujudnya tatanan kehidupan yang penuh damai sejahtera.

Injil Yohanes 10:11-18 memberikan gambaran yang sangat jelas mengenai siapakah Kristus bagi kita. Tuhan adalah Gembala yang baik bagi setiap orang percaya dan kita sebagai umat-Nya adalah domba-domba-Nya. Ada tiga hal yang dikerjakan oleh Gembala yang baik di sini, yaitu : pertama, Dia mau memberikan nyawa-Nya. Hal ini berarti bahwa ada kesediaan untuk mengurbankan segala yang Dia punya dan bahkan nyawa-Nya sendiri demi kehidupan domba-domba-Nya. Kedua, Dia mengenal setiap domba-domba-Nya dengan baik. Di hadapan-Nya tak ada yang tersembunyi. Ketiga, Gembala yang baik membuka diri untuk memberikan kasih yang sama kepada domba-domba lain yang berada di luar kandangnya. Kasih-Nya bersifat inklusif sehingga sangat terbuka bagi semua domba.

Injil Yohanes 10:11-18 memberikan penjelasan yang lengkap bagaimana gerak Allah lewat karya-karya-Nya. Semua dilakukan dalam upaya menata kehidupan umat-Nya. Melalui karya-Nya Allah hendak memastikan bahwa kehidupan umat tetap terjamin. Sekalipun terkadang umat berada dalam pergumulan berat, Allah ada bersamanya. Dalam rengkuhan dan pemeliharaan semestinya umat kita tak perlu lagi terjebak dalam ketakutan kekhawatiran.

Bercermin pada tindakan Allah dalam menggembalakan umat-Nya, kita dipanggil untuk hadir sebagai gembala yang baik bagi sesama. Kita bukan sebagai gembala upahan yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Umat Allah diminta untuk terlibat menjamin kelangsungan hidup sesama dengan turut memperhatikan dukungan, perhatian dan kasih. Komitmen ini hanya akan terjadi ketika kita memiliki kasih.

Hari ini kita juga memperhatikan surat rasul Yohanes dalam 1 Yohanes 3 : 16-24. Di sana kita diingatkan akan perintah Allah kepada manusia, yaitu percaya kepada-Nya dan mengasihi seturut perintah-Nya. Mengasihi bukan hanya dengan lidah atau perkataan namun juga dalam perbuatan dan dalam kebenaran. Kasih adalah kebaikan yang dikaryakan dalam tindakan. Kasih akan membuat kita hadir bagi sesama rela dan senang hati, terutama bagi mereka yang menderita.

Sebagai pengikut Kristus yang siap menggembalakan sesama, kita juga harus bijaksana dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Rasul Petrus yang hidupnya bijaksana pun tak luput dari tantangan itu. Karena Petrus penuh hikmat Allah, ia siap menghadapi semua tantangan. Hikmat Allah membuat Petrus dengan rendah hati mengakui bahwa semua pencapaian yang dikerjakannya bukanlah karena kehendaknya sendiri tetapi karena otoritas Kristus.

Saudara yang dikasihi oleh Tuhan, Melalui teladan Petrus kita dapat memahami bahwa turut serta menata kehidupan bersama Allah bukanlah perkara yang mudah. Ada aneka tantangan dan hambatan yang muncul dari mereka yang tidak suka atau merasa terancam keberadaannya. Namun dengan pertolongan kuasa Roh Kudus Petrus dimampukan menjadi pribadi yang berani dan tetap penuh kerendahan hati.
Gerak Sang Gembala Agung dalam menata kehidupan begitu nyata dalam sepanjang kehidupan kita. Dengan kekuatan kasih, Dia mau memastikan bahwa kehidupan di atas muka bumi ini, secara khusus kehidupan umat-Nya terpelihara dan terjaga dengan baik.

Marilah kita memberi diri untuk mengarahkan hati kepada gerak Sang Gembala dalam menata kehidupan. Kiranya setiap tindakan dan karya-karya kita menjadi kata yang lebih bermakna bagi sesama. Dengan otoritas Tuhan kiranya kita juga dimampukan untuk tetap setia terlibat bersama Sang Gembala yang aktif menata kehidupan. Tuhan memberkati.

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

Ibadah Natal 2024 dan Tahun Baru 2025