Artikel GKJ Kronelan

Salah satu buah dari iman adalah kesediaan untuk peduli dan berbagi. Panggilan untuk peduli dan berbagi ini juga diungkapkan oleh Tuhan Yesus melalui kisah orang kaya dan Lazarus. Perikop ini mengungkapkan tentang kisah orang kaya dan Lazarus. Ketika di dunia, keadaan mereka jauh berbeda. Orang kaya ini setiap hari hidup dalam kemewahan hal ini tampak dari pakaian yang dikenakan pun kemewahan yang dimilki. Sementara Lazarus yang berarti “Tuhan menolong” hidup penuh penderitaan. Ia seorang pengemis, badannnya penuh borok, ia kelaparan dan berbaring di pintu pagar orang kaya tadi. Sayang, orang kaya ini tidak pernah peduli dengan kondisi Lazarus. Ketika mereka mati, rupanya keadaan berubah drastis. Orang kaya ini merasakan penderitaan yang berat di alam maut, sementara Lazarus berada dalam pangkuan Abraham.

Lalu apa makna dari kisah ini? Apakah perikop ini hendak mengatakah bahwa orang kaya pasti masuk neraka dan orang miskin masuk sorga? Tentu saja tidak seperti itu. Lalu apa yang yang membuat orang kaya akhirnya masuk neraka? Apakah karena kekayaannya? Dosa apa yang dilakukannya? Dari kisah ini ada pesan yang mau disampaikan, kesalahan dari orang kaya tadi tentu bukan karena kekayaannya, tapi karena ketidakpeduliannya kepada orang yang miskin. Kisah ini juga hendak menunjukkan bahwa ada hubungan antara kehidupan kekal dengan cara kita memperlakukan sesama kita yang lemah, yang menderita dan yang diabaikan. Tokoh Abraham yang diungkapkan dalam kisah ini penting karena Abraham adalah Bapa orang beriman. Karenanya sebagai keturunan Abraham merupakan keharusan untuk menunjukkan kepedulian kepada yang lemah.

Kekayaan atau uang itu sendiri sebenarnya netral, hanya persoalannya adalah bagaiaman kita mendapatkan kekayaan dan menggunakannya. Dari kitab 1 Timotius 6 : 6-19 Paulus memberi nasehat tentang bagaiamana orang percaya menempatkan dan menggunakan harta kekayaan atau uang. Di bagian awal dari bacaan ini, Paulus mengingatkan jemaat untuk bisa “merasakan cukup”. Paulus mengungkapkan ini karena “rasa cukup” ini akan membuat seseorang tidak mementingkan diri sendiri, bahkan membuat seseorang mampu memperjuangkan kepentingan orang lain dan berpatisipasi bagi pekerjaan kerajaan sorga. Kepada orang yang hidupnya memburu uang dan kekayaan, Paulus menasehatkan supaya mereka mempunyai orientasi baru dalam hidup mereka: mengejar keadilan, ibadah, kasih, kesabaran dan kelembutan. Paulus juga mengingatkan mereka supaya tidak menyombongkan diri serta mengandalkan hidup pada kekayaaan materi. Sebaliknya mereka diberi nasehat supaya mengupayakan kekayaan dalam kebajikan, suka memberi dan berbagi.

Masih dalam suasana bulan liturgi, bukankah ibadah yang terselenggara saat ini sebagai puncak perayaan karya keselamatan Allah dalam diri Tuhan Yesus. Dia telah menunjukkan kepeduliaan kepada kita manusia yang lemah. Dia telah membagikan tubuhNya dan darahNya untuk keselamatan kita. Kiranya peribadahan yang kita lakukan sebagi ekspresi iman ini juga tampak jelas dalam keseharian ketika kita peduli dan berbagi kepada mereka yang membutuhkan. Amin

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id
https://linktr.ee/gkjkronelan

By Admin