Artikel GKJ Kronelan

Jemaat yang dikasihi Tuhan Ada ungkapan : “Joy is not a requirement, but the result when we have God “Sukacita bukanlah suatu keharusan, tetapi hasil ketika kita memiliki Tuhan.” yang tentu jika kita hidupi, akan menolong kita untuk mengestafetkan pelayanan kebajikan dengan sukacita. Meskipun terkadang harus diperhadapkan dengan situasi yang berat dan sulit.

Untuk itu kita perlu belajar bersukacita seperti apa yang dirasakan Daud, di tengah ancaman kematian namun Allah tidak mengijinkan dia mengalami kebinasaan itu. Karena Daud memiliki Allah maka ia bisa bersukacita di tengah situasi hidupnya yang demikian buruk. Daud juga mengajarkan kita untuk tunduk dan patuh pada pimpinan Allah. Sebab harus kita akui bahwa kita masih sering mengikut allah lain dalam hidup kita, yang mewujud dalam mengandalkan manusia, kedagingan, permusuhan, keengganan, keegoisan, ambisi, ketidakpedulian dan keserakahan. Untuk itulah kita perlu menyadari bahwa kita membutuhkan pimpinan Tuhan yang selalu membawanya kepada jalan kehidupan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Agar kita tidak terperosok pada kebinasaan dan kesedihan dalam hidup dan pelayanan kita. Maka segala sesuatu harus tergerak oleh rasa syukur. Sebab “Segala yang baik selalu dimulai dari syukur.” Ungkapan ini benar; sebab jika kita mengerjakan sesuatu tanpa syukur dan malah dengan keterpaksaan, meskipun nampak sedang mengerjakan hal baik namun tidak akan berbuah baik. Begitu pula dalam pelayanan kita, haruslah berasal dari rasa syukur agar menjadi buah kebajikan. Itulah yang diinginkan oleh Paulus terjadi pada jemaat Galatia. Di mana jemaat Galatia yang diajak untuk memberikan pelayanan Kasih kepada jemaat Yerusalem.

Karena itu kita diajak untuk memiliki rasa syukur yang besar atas karya keselamatan Allah, agar kita tidak saling memangsa dan menggigit. Pembelaan Paulus bertujuan agar rasa syukur jemaat atas karya keselamatan Allah tidak menjadi turun. Sebab pengajaran sesat yang memaksa mengubah konsep anugerah menjadi perbudakan oleh kewajiban keagamaan, bisa mengakibatkan tergerusnya rasa syukur jemaat. Sehingga kita berupaya terus beryukur untuk mewujudkan pelayanan serta mengajak/mengestafetkan pelayanan bukan karena kewajiban dan keterpaksaan. Namun karena kemestian dari rasa syukur, sehingga kita bahagia dan iklas menjalaninya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Untuk mewujudkan kehidupan yang bermartabat melalui pelayanan kita, kita perlu belajar dari Elia. Di mana melalui perjalanan pelayanan Nabi Elia kita bisa melihat bahwa Allah berkarya bagi Israel yang memulihkan dan terus menolong bangsa itu untuk berjalan dalam kehendak-Nya.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Demikian pula saat kita sudah berupaya dalam pelayanan terkadang justru kita ditolak, diabaikan bahkan dipandang sebelah mata. Tentu terkadang pula ini membuat kita kendor dalam melayani dan mengaderkan pelayan-pelayan kebajikan. Untuk itulah kita perlu belajar pada Kristus yang juga mengalami penolakan oleh orang Samaria. Peristiwa Yesus yang tidak marah kepada orang Samaria yang menolak mereka, membuat beberapa murid tentu terkagum. Sebab hampir tidak mungkin ditemui orang Yahudi yang sabar terhadap orang Samaria. Kekaguman inilah yang membuat mereka menyatakan diri mau mengikut Yesus. Namun Yesus memberikan pemahaman bahwa mengikut-Nya tidaklah mudah dan nyaman.

Di sisi yang lain Yesus pun juga menyayangkan sikap murid yang menunda untuk mengabarkan injil dengan alasan menguburkan orang tua dan berpamitan. Ini digambarkan sebagai orang yang ingin maju namun melihat ke belakang. Akibatnya adalah tidak fokus dan akhirnya pekerjaan atau karya pelayanannya menjadi kacau. Maka estafet pelayanan perlu dikerjakan dengan fokus terhadap tujuan atau visi-misi mewartakan pemulihan dan karya keselamtan Allah. Amin

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 × 3 =