Artikel GKJ Kronelan

Saudara yang terkasih. Bacaan Injil hari ini menunjukkan tentang bagaimana rasa percaya itu seharusnya dimiliki oleh para murid. Diceritakan para murid yang sedang berlayar di danau Galilea. Kala itu malam hari. Tiba-tiba perahu mereka diterpa angin sakal. Ini jenis angin yang berhembus tak beraturan. Itu sebabnya, perahu mereka sulit dikendalikan. Ini sangat berbahaya. Perahu bisa terbalik. Meski beberapa dari mereka adalah nelayan, mereka tetap kewalahan dan ketakutan. Semakin ketakutan, mereka makin tidak berdaya untuk mengatasi situasi.

Tiba-tiba, Tuhan Yesus menghampiri mereka. Ia berjalan di atas air danau itu, lalu berkata, “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (ay. 27). Lewat kata-kata ini, Ia menegaskan bahwa Ia ada di sana untuk mereka. Dia berkuasa atas alam dan kuasa-Nya layak diandalkan. Namun, sayangnya, para murid malah menduga Dia sebagai hantu. Mereka berteriak: “Itu hantu” (ay. 26). Pikiran mereka sudah kepalang takut dan buntu, sehingga mereka sulit percaya kepada kemahakuasaan dan kemahahadiran Tuhan.

Petrus berusaha membangun kembali kepercayaannya. Ia meminta, “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepadaMu berjalan di atas air” (ay. 28). Tuhan pun mengijinkannya. Setelah langkah pertama, Petrus makin yakin bahwa itu adalah Tuhan Yesus. Ia coba lagi langkah kedua dan seterusnya. Ketika hembusan angin muncul lagi, Petrus hilang fokus dan jatuh tenggelam. Bersyukur, Tuhan Yesus meraih tangannya. Ia pun selamat. Melalui bacaan tersebut begitu jelas bagaimana rasa percaya atau iman seharusnya mendapat tempat di dalam kehidupan untuk dapat bertahan. Roma 10 : 9-10 mengajarkan beberapa hal :

  1. Iman harus bersumber dari hati. bahwa pengakuan di mulut harus dimulai dari keyakinan di dalam hati.
  2. Iman berkaitan dengan pengakuan tentang kebangkitan Kristus (ay. 9).
  3. Iman berarti mengakui ke-Tuhanan Kristus atas hidup kita (ay. 9). Sebagai Tuhan, tentu kita akan bersandar kepadaNya di tengah kelemahan kita.

Saudara sekalian yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Perenungan saat ini mengingatkan bahwa Allah menciptakan dunia dan manusia karena cinta, dan berusaha agar keadaannya baik adanya. Dua hal saja yang perlu untuk keselamatan kita jaman ini: tetap percaya akan karya ilahi dan patuh setia akan kehendak-Nya. Meskipun dunia berubah seturut perubahan jaman, namun kiranya iman kita tidak berubah dalam menantikan dan menyambut pertolongan Allah yang mulia dan menyelamatkan. Pemazmur menaikkan pujian karena perbuatan baik Allah tetap kekal dulu, kini dan selamanya. Bagaimana dengan kita kini? Sudahkah kita mengakui rencana Allah adalah yang terbaik dalam hidup kita? Masihkah kita percaya akan pemeliharaan Allah yang begitu luar biasa bagi keselamatan kita?

Maka mari kita harus fokus kepada Tuhan, bukan kepada badai dan gelombang hidup ini. Kepada Dia saja kita bersandar dan berserah. Dan, kepercayaan kita itu harus ditunjukkan :

  1. Tunjukkan melalui pengakuan Kita. Katakan dalam doa bahwa kita percaya kepada-Nya.
  2. Tunjukkan dengan keluar dari ketakutan-ketakutan kita.
  3. Tunjukkan dengan perbuatan dan pekerjaan yang baik. Kiranya Tuhan yang memberkati dan menjaga kita. Amin.

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi

Ibadah Natal 2024 dan Tahun Baru 2025