Artikel GKJ Kronelan

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Para pengikut Yesus digambarkan seperti ranting pohon anggur yang menempel pada pokoknya. Ranting tersebut harus menempel pada pokok anggur supaya dia hidup sebab ranting sebuah pohon memang harus menempel pada batang pokoknya jika mau tetap hidup. Cara hidup ranting berbeda dengan tanaman benalu ataupun parasit. Perbedaan lainnya adalah tanaman parasit menghisap energi dan mematikan tanaman induk. Semua sari makan dari pohon yang ditempelinya hanya untuk dirinya. Ranting anggur yang melekat pada pokok pohon menjadikan ranting itu hidup bersama pohon anggurnya dan pada akhirnya menghasilkan buah. Buah yang dihasilkan dari ranting itu menjadi pembeda antara tanaman parasit dengan ranting yang melekat pada pokok anggur.

Kita tentu ingat lagu Yesus pokok dan kitalah rantingnya. Dengan tinggal di dalamnya kita pasti akan berbuah. Tinggal di dalam Yesus bermakna menjalin relasi yang tidak terputus dan terus menerus dengan Tuhan Yesus. Hanya dengan tinggal di dalam Dia, kita mengalami hal terbaik, yaitu menghasilkan buah. Buah yang dihasilkan oleh pengikut Kristus adalah buah kebaikan dan kebenaran serta damai sejahtera yang nyata di dunia yang membutuhkan penyelamatan.

Kehidupan yang menghasilkan buah diteladankan dalam Kisah Para Rasul 8:26-40. Kisah dalam teks itu menyampaikan secara jelas kepada kita bagaimana karya Roh Kudus menghasilkan buah kehidupan yang baik dan manis. Wujudnya terlihat dalam sikap hidup positif menanggapi perkerjaan Roh Kudus. seperti yang dilakukan oleh tokoh-tokoh berikut ini : pertama Filipus. Ia menunjukkan Ketaatan menjalani perintah Allah yang disampaikan padanya: ”Bangkitlah dan berangkatlah…”. Alkitab menyampaikan bahwa jalan itu jalan yang sunyi (ay.26). Ini menegaskan bahwa apa yang dilakukan Filipus tidak akan terekspos oleh khalayak ramai. Filipus berkarya dengan Inisiatif, Kepekaan dan Kreatif. Semua perintah Allah memang disampaikan tanpa deskripsi yang jelas, namun perintah itu diusahakan dengan baik oleh Filipus dan semua terpenuhi. Karya Filipus berkelanjutan, meski di akhir kisah ini terdapat kesan agak misterius. Filipus begitu saja hilang dari kisah.

Tugas Filipus memang sudah dilaksanakan, ia pasti didorong oleh Roh untuk melakukan tugas lain! Ia pergi penuh dengan kegembiraan. Kedua Sida-sida Ethiopia. Dalam sebuah perjalanan, ia membaca Kitab Suci Perjanjian Lama dan menemukan ada selubung dalam membaca Kitab Suci. Ia bertanya: ”Bagaimana aku dapat mengerti kalau tidak ada yang membimbing aku?” Hal tersebut memperlihatkan bahwa ia mau dituntun, bersedia diingatkan dan terus mengembangkan diri. Kesediaannya dibimbing Filipus menjadikannya memahami maksud Kitab Suci yaitu karya keselamatan dalam Yesus Kristus.

Bagi orang Kristen, identitas Allah adalah cinta kasih. Hal ini membawa serta identitas setiap orang mengikut Yesus. Setiap pengikut Yesus yang melekat dengan Dia harus membuahkan kasih dalam hidupnya. Oleh karena itu, di dalam kehidupan orang Kristen tidak semestinya terdapat sikap patah hati dalam mencintai sesama. Dengan mencintai sesama, orang Kristen menyatakan kasih ilahi dari dalam dirinya.

Ada ungkapan latin yang mengatakan Gloria Dei Homo Viven, artinya Allah dimuliakan ketika sesama diperhatikan dan dipedulikan. Wujud kasih itu nyata dengan buah pelayanan yang kita hadirkan dalam kehidupan ini. Kita bukan benalu atau parasit, melainkan cabang yang tinggal dalam pokok anggur yang benar.

Tinggallah dalam Yesus, pokok anggur yang benar agar menghasilkan buah! Orang yang tinggal dalam Kristus akan mampu memberikan kasih yang utuh pada sesamanya. Karena dia bukan ”benalu” bukan ”parasit”.

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

By Admin