Batas adalah garis pemisah, sekat yang membatasi sesuatu sehingga tidak bisa bertemu atau bersatu dengan yang lain. Batas adalah kenyataan yang timbul akibat dosa. Sebelum manusia jatuh dalam dosa, kehidupan di Taman Eden menggambarkan tidak adanya sekat atau pemisah. Manusia hidup dalam persekutuan yang indah dengan Tuhan, sesama dan alam. Dosalah yang telah menciptakan sekat yang memisahkan manusia dengan Allah, sesama dan alam di sekitarnya.
Mengimani Allah yang Mahakuasa berarti mengakui keberadaan dan karya-Nya yang tak terbatas. Gerak nyata dari kuasa kasih Allah melampaui sekat-sekat pemisah akibat dosa. Tuhan Yesus bersabda, “… Aku menyebut kamu sahabat …” (Yohanes 15:15) dan “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yohanes 15:16). Tindakan merobohkan sekat itu dilakukan oleh Allah sendiri. Apa yang tidak mungkin bagi manusia, bisa dilakukan Allah. Di dalam Kristus, manusia berdosa dapat berjumpa dengan Allah dan menikmati kebesaran kasih-Nya, menjadi sahabat-sahabat Allah.
Hubungan persahabatan menekankan kedekatan yang khusus dan spesial, berbeda dengan hubungan tuan dan hamba. Sahabat dipandang memiliki kedudukan yang sejajar bahkan menempati tempat istimewa dalam hati dan hidup seseorang. Hubungan persahabatan adalah hubungan timbal-balik. Jadi semestinya, bukan hanya Tuhan Yesus yang telah memilih dan mengasihi para murid, tetapi para murid juga dipanggil untuk setia dan mengasihi Tuhan Yesus. Cara mengasihi Tuhan Yesus adalah dengan melakukan perintah-perintah-Nya (Yohanes 15:14). Perintah-Nya ialah supaya para murid saling mengasihi sebagaimana Yesus telah mengasihi mereka (Yohanes 15:12).
Rasul Yohanes menegaskan bahwa dengan iman, orang percaya mengalahkan dunia. Iman yang dimaksudkan adalah percaya dan menerima karya Allah dalam Yesus Kristus. Sangat menarik untuk memperhatikan secara khusus perkataan rasul Yohanes, “Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?” Pada bagian sebelumnya, rasul Yohanes berbicara tentang roh antikristus yang bekerja dalam dunia. Roh antikristus tidak mempercayai bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia dan tidak mengakui bahwa Yesus berasal dari Allah (I Yohanes 4:2-3). Dengan begitu roh antikristus menyesatkan banyak orang untuk tidak percaya kepada Tuhan Yesus. Mereka dikuasai hal-hal duniawi sehingga tidak mampu menerima kebenaran yang melampaui keterbatasan dunia. Hingga saat ini, masih banyak orang berkata, “Tidak mungkin Allah menjadi manusia. Tidak mungkin Allah mati di kayu salib”.
Sebaliknya, Roh Kudus menolong orang untuk percaya bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia dan mengaku bahwa Ia berasal dari Allah. Roh Kudus menolong orang percaya untuk memahami dan menerima kebenaran yang melampaui akal manusia. Dengan demikian, tidaklah berlebihan bila rasul Yohanes membesarkan hati orang-orang percaya dengan menyebut mereka sebagai orang-orang yang telah mengalahkan dunia.
Namun tidak berhenti sampai di sini saja. Orang-orang percaya harus terus hidup mengasihi Allah dan taat melakukan perintah-perintah-Nya (I Yohanes 5:2). Hal ini sejalan dengan kehendak Tuhan Yesus, “supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap” (Yohanes 15:16). Tuhan Yesus menghendaki agar orang percaya terus menghasilkan buah, bukan hanya sekali berbuah atau kadang berbuah, kadang tidak. Untuk bisa berbuah, orang percaya harus tinggal di dalam kasih Allah. Kasih Allah merupakan nutrisi penting yang kita butuhkan agar dapat menghasilkan buah. Karena itu, Tuhan Yesus memanggil kita untuk tinggal di dalam kasih-Nya dengan senantiasa mewujudnyatakan kasih dalam hidup sehari-hari. Amin
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/