Artikel GKJ Kronelan

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Ada pepatah Jawa yang mengatakan: “Yen wani aja wedi-wedi, yen wedi aja wani-wani”. Artinya adalah: “Kalau berani, tetaplah berani, kalau takut jangan merasa berani”. Maksud dari pepatah ini yaitu ingin memberikan peringatan supaya dalam bertindak dan melakukan sesuatu jangan setengah-setengah atau ragu-ragu. Pepatah ini mengajak setiap orang untuk berani dalam bertindak dan melangkah, tentunya dengan mengukur kemampuan diri.

Sama halnya di dalam bacaan injil pada hari ini yang menceritakan ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya, tetapi ada satu orang yang meragukan kebangkitan-Nya, yaitu Tomas. Dalam Injil Yohanes 20 : 19-31 para murid menceritakan kepada Tomas tentang kebangkitan Yesus, termasuk juga perjumpaan mereka dengan-Nya. Tetapi karena tidak melihatnya secara langsung, Tomas tidak percaya sebelum ia melihat dengan mata kepalanya sendiri. Akhirnya Yesus kembali menampakkan diri dan Tomas diberikan kesempatan untuk membuktikannya secara langsung. Tomas akhirnya percaya dan menyembah Dia, “Ya Tuhanku dan Allahku!”

Disadari atau tidak, terkadang sikap seperti Tomas juga sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak akan percaya sebelum membuktikannya. Tetapi tidak semua hal bisa dibuktikan dan dinalar dengan logika. Soal kebangkitan Yesus, cukuplah dengan iman kita meyakini kebenarannya. Oleh sebab itulah, Yesus mengatakan: “Berbahagialah orang-orang yang tidak melihat namun percaya (29)”. Dari bacaan Injil, jelas terlihat bahwa kebangkitan-Nya telah membawa pemulihan dari yang takut menjadi berani, dari yang ragu-ragu menjadi yakin, dan dari yang hidupnya dipenuhi dengan kecemasan menjadi sukacita.

Orang yang bisa merasakan sukacita dan damai sejahtera adalah orang yang mampu mengakui keterbatasan dirinya dan berdamai dengan keadaan tersebut. Itulah yang diteladankan oleh Petrus. Semula, Petrus adalah orang yang menyangkal Yesus sampai tiga kali. Tetapi karena kasihNya, Petrus pun
merasakan perubahan di dalam hidupnya.

Tidak berbeda dengan Petrus yang penuh sukacita karena merasakan kasih Allah dalam hidupnya, Pemazmur pun demikian. Dalam Mazmur 16, Pemazmur mengungkapkan bahwa Tuhan adalah yang terbaik dalam hidupnya. Oleh sebab itulah, dengan penuh keyakinan Pemazmur hanya memohon agar Tuhan senantiasa menjaga dan melindunginya serta selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya.

Banyak sekali pesan yang kita terima melalui keempat bacaan ini. Pertama, dengan percaya pada kebangkitan-Nya, artinya kita juga percaya bahwa Yesus hidup. Kedua, kebangkitan-Nya menjadi bukti nyata kasih Kristus kepada manusia berdosa. Ketiga, kita tidak lagi hidup dalam bayang-bayang ketakutan dan keraguan sebab Yesus hadir memberikan damai sejahtera dan meyakinkan kita. Keempat, kita selalu merasakan sukacita dan memiliki pengharapan karena Tuhan sendiri yang menjanjikan keselamatan itu bagi kita. Kelima, kita dimampukan untuk bersaksi dan mewartakan kasih Tuhan.

Kita telah didamaikan dan disatukan karena kebangkitan-Nya. Kini maukah kita menerima tugas pengutusan dari-Nya sebagai respons syukur kita karena kasih-Nya yang begitu besar? Ingatlah pepatah Jawa tadi, “Yen wani aja wedi-wedi, yen wedi aja wani-wani”. Jika dari awal kita sudah menyatakan diri bahwa kita percaya dan akan menjadi pengikut-Nya, jangan ragu-ragu dan jangan setengah-setengah dalam mewartakan kasih Tuhan. Beranilah untuk menyatakan iman percaya kita kepada orang lain dan beranilah untuk menghadapi segala konsekuensinya. Sebab Dia yang telah bangkit dari antara orang mati, akan senantiasa ada bersama-sama dengan kita. Amin.

Link Informasi GKJ Kronelan
https://gkjkronelan.or.id
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi

By Admin