Selamat Natal
Sungguh, Natal adalah peristiwa besar bagi orang percaya. Maka tidak keliru jika saat ini kita bersukacita merayakannya. Yesus Sang Manusia Natal lahir di dunia ini menjadi wujud nyata Allah memudahkan manusia untuk mengalami keberadaan/eksistensi kemuliaan-Nya di dunia. Kemuliaan Allah yang selama ini hanya menjadi bayang-bayang yang sulit dijangkau manusia, kini menjadi sangat mudah dilihat, dirasakan bahkan dialami secara inderawi oleh manusia melalui hadirnya Manusia Natal.
Manusia Natal sebagai Firman Allah, sebenarnya telah ada sebelum dunia dijadikan (Yoh. 1:10). Itu berarti dunia tidak mungkin menjangkau-Nya. Namun melalui kelahiran-Nya menjadi manusia, IA menjadi terjangkau oleh dunia karena DIA hidup di tengah-tengah dunia. Kendatipun demikian, ternyata dunia tetap tidak menerima-Nya (menolak). Biasanya, penolakan terjadi karena dua alasan. Pertama, karena tidak mengenal dan tidak menyadari siapa DIA. Kedua, karena tidak suka dan sengaja tidak mau menerima-Nya. Jika kita berkaca pada bacaan ini, dunia menolak Manusia Natal karena tidak mengenal-Nya (1:10b). Sebenarnya ini terlihat aneh! Kehadiran Manusia Natal adalah wujud Allah memudahkan manusia melihat dan mengalami eksisteni kemuliaan-Nya. Tetapi mengapa manusia (dunia) justru menolak-Nya?
Seluruh rangkaian peristiwa natal adalah seutuhnya inisiatif dan prakarsa Allah sendiri. Manusia hanya pasif menerima dan menikmati. Allah berkenan hadir dalam kesederhanaan untuk menjangkau manusia yang lemah dan sederhana. Dengan demikian, mestinya hal ini menginspirasi kita untuk memiliki inisiatif yang sama dengan Allah. Inisiatif untuk memudahkan orang lain mengalami dan merasakan keberadaan/eksistensi kemuliaan Allah.
Dengan demikian, berita Natal bukanlah sekedar berita suka cita yang dipestakan dengan hingar-bingar. Melainkan suatu wujud nyata Allah memudahkan manusia untuk melihat, mengalami dan merasakan eksistensi Kemuliaan Allah. Sehingga Kemuliaan Allah yang dahulu hanya dipahami sebagai bayang-bayang yang tak terjangkau, kini melalui kehadiran Manusia Natal, Kemuliaan Allah menjadi terjangkau, bahkan dapat dilihat, dirasakan dan dialami secara inderawi.
Sebagai orang percaya, sekarang kita tidak hanya dipanggil untuk bersukacita karena menerima berita natal yang menggembirakan. Melainkan dipanggil terlibat untuk memancarkan kemuliaan Manusia Natal di tengah-tengah kehidupan kita. Yaitu dengan cara hidup kita yang senantiasa mewujudkan cinta kasih dan kebenaran bagi dunia, di situlah kita memancarkan Kemuliaan Manusia Natal yang merupakan Kemuliaan Allah sendiri. Amin
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id
https://linktr.ee/gkjkronelan