Artikel GKJ Kronelan

Iman kepada Tuhan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi manusia untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik, benar dan bermakna. Karena begitu sangat pentingnya iman, bahkan Tuhan Yesus sendiri berfirman, “Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada gunung ini: pindah dari tempat ini kesana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu” (Matius 17:20b) Kekuatan iman sangatlah besar. Karenanya hal yang ajaib Tuhan tunjukkan kepada manusia. Kisah seorang perempuan yang telah dua belas tahun menderita sakit pendarahan, sembuh karena imannya kepada Tuhan Yesus merupakan salah satu bukti betapa besar kekuatan dari iman (Mat.9:20-22).

Dalam kaitan dengan Iman dan penerapannya juga mendapat perhatian khusus dari penulis Kitab Ibrani. Penulis Kitab Ibrani menyampaikan pentingnya “iman” dalam kehidupan setiap orang yang percaya kepada Tuhan Allah. Dalam pandangannya, iman merupakan dasar dari segala sesuatu yang orang percaya harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak mereka lihat (Ibr.11:1). Iman itu, akan hidup dan menghidupi manakala diterapkan dalam kehidupan. Pengalaman iman Abraham menunjukan hal tersebut. Saat ia mendapat panggilan Tuhan Allah supaya meninggalkan tanah leluhurnya pergi ke suatu negeri yang ia tidak tahu dimana tempatnya yang dijanjikan oleh Tuhan Allah sebagai tanah pusakanya.

Iman mesti diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan, sebab bila tidak demikian pada hakekatnya mati (Bdk. Yak.2:26). Pertanyaannya adalah, bagaimana mewujudkan Iman dalam perbuatan-perbuatan bila dikaitkan dengan kehidupan bersama kita pada saat ini? Prinsipnya adalah berbuat baik. Ukuran baik itu berdasarkan Firman Tuhan. Terkait dengan kehidupan Bersama kita, sebagai warga negara Indonesia misalnya, tidak dapat tidak kita diperhadapkan pada kenyataan bahwa kehidupan bersama kita tidaklah seragam, tetapi terdiri dari berbagai macam perbedaan. Walau telah dipersatukan dalam ikatan kebersamaan bertumpah darah dan bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu yaitu Indonesia, tetaplah segala macam perbedaan tersebut rentan menimbulkan berbagai masalah, yang bisa saja mengoyak persatuan dan kesatuan serta keharmonisan hubungan diantara segenap warga bangsa. Menghargai perbedaan dalam batasnya masing-masing, sejatinya merupakan muara yang menuju ke keharmonisan kehidupan bersama.

Karena hidup manusia itu dinamis, maka menghidupi itu sendiri merupakan proses sepanjang hayat. Bukankah Tuhan Yesus sendiri pernah berkata: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut sebagai anak-anak Allah.” (Mat. 5:9) Membawa damai itu merupakan proses berkesinambungan seperti halnya menghidupi persaudaraan. Mengembangkan kepedulian kepada sesama, apapun latar belakangnya adalah semua saudara kita dan membutuhkan uluran tangan kasih kita. Bukankah Tuhan Yesus sendiri mengajarkan kepada kita demikian? Mestinya kita pun demikian, saat melihat sesama kita yang membutuhkan pertolongan berdasarkan berkat yang diberikan kepada kita. Selamat berbuat baik. Tuhan memberkati kita semua. Amin

Link Informasi GKJ Kronelan
https://gkjkronelan.or.id
https://linktr.ee/gkjkronelan

By Admin