Artikel GKJ Kronelan

Saudara yang dikasihi Tuhan, Menjelang Natal, kita sering sibuk mempersiapkan segala sesuatu: membeli baju baru, menata dekorasi, merancang acara keluarga, dan merencanakan perayaan yang meriah. Namun mari kita bertanya jujur pada hati kita masing-masing: Apakah kita benar-benar mempersiapkan diri untuk menyambut Tuhan? Hari ini Yohanes mengajarkan kita tentang ugahari hidup cukup, sederhana dan berserah kepada Tuhan.

Pada Minggu Adven ke-2 ini, mari kita renungkan bagaimana ugahari menjadi jalan menuju pertobatan sejati. Dengan hidup seperti itu, kita membuka hati bagi lawatan Allah yang mengatasi segala ketakutan. Mari kita selami bagaimana pesan Yohanes Pembaptis, nabi Yesaya, pemazmur, dan rasul Paulus.

Hidup Ugahari dan Seruan Pertobatan Yohanes.

Yohanes Pembaptis muncul sebagai suara yang lantang di padang gurun, menyerukan pertobatan kepada semua orang (Markus 1:4). Namun Yohanes tidak mencari popularitas melainkan kesetiaan kepada panggilan Tuhan. Pertobatan, menurut Yohanes, harus menghasilkan buah yang nyata dalam hidup kita bukan hanya teori. Ugahari adalah bagian dari buah pertobatan itu: belajar menahan diri, tidak rakus, tidak sombong dan hidup berserah pada Allah.

Tunas dari Tunggul Isai

Nabi Yesaya menubuatkan bahwa dari tunggul Isai akan tumbuh tunas yakni Mesias yang akan memerintah dengan keadilan dan damai (Yesaya 11:1- 5). Sang Raja Damai ini akan membela orang kecil dan tidak menghakimi berdasarkan penampilan. Ia akan menciptakan dunia baru di mana serigala dan domba hidup berdampingan dengan damai (Yesaya 11:6-9). Hanya hati yang ugahari yang berserah dan bertobat yang bisa menyambut kedamaian dari Allah.

Teladan Hidup Sederhana dan Mengasihi

Rasul Paulus mengingatkan jemaat untuk saling menerima, tidak mementingkan diri, dan hidup dalam pengharapan (Roma 15:7-13). Bahkan Kristus tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, melainkan rela mengorbankan diri demi kita. Inilah teladan keugaharian dari Sang Juru Selamat. Pertobatan bukan hanya soal perubahan pribadi, tetapi juga membentuk komunitas yang hidup sederhana, terbuka dan saling menguatkan.

Doa untuk Raja yang Adil dan Penyayang

Mazmur 72 adalah doa tentang raja yang ideal: yang membela orang miskin dan tertindas, dan membawa damai sejahtera sampai ke ujung bumi. Ini adalah kerinduan umat dan gambaran tentang Yesus Kristus, Raja Damai kita. Ketika kita hidup dengan hati yang ugahari, kita ikut menyiapkan jalan bagi pemerintahan Kristus. Kita tidak menyambut Dia dengan pesta besar dan harta melimpah, tetapi dengan hati yang bersih.

Menghidupi Ugahari dalam Hidup Sehari-hari

Saudara yang dikasihi Tuhan, Jika dunia penuh ketakutan karena kita hidup saling sikut, saling rampas, dan saling curiga, maka Allah mengundang kita ke jalan yang lain : jalan pertobatan. Salah satu langkah pertobatan itu adalah ugahari hidup cukup, rela berbagi, tahu batas, dan mengandalkan Tuhan.

Maka, mari kita sambut Sang Raja Damai bukan dengan hiruk-pikuk, tetapi dengan hati yang dibersihkan oleh pertobatan dan disederhanakan oleh kasih. Ugahari bukan hanya soal hidup sederhana. Itu adalah keberanian untuk melepaskan kenyamanan, agar kita bisa berjalan bersama mereka yang kecil dan tertindas. Saat kia berani hidup seperti itu, kita bukan hanya sedang bertobat kita sedang menyiapkan jalan bagi Sang Raja Damai yang akan melawat dunia kita, dan mengatasi segala ketakutan. Amin.

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 × four =