Ada sebuah patung yang diletakkan di halaman pintu masuk gedung Markas Besar PBB di kota New York, Amerika Serikat. Patung yang diberi nama “Mari Kita Ubah Pedang Menjadi Mata Bajak” ini dibuat oleh seorang seniman dari Uni Soviet yang bernama Yevgeney Vuchetich. Patung ini memperlihatkan seorang pria berotot yang sedang menempa pedang ke bilah bajak, yang digunakan untuk membuat alur menaman tanaman.
Ini menjadi simbol perubahan situasi, di mana manusia lebih memilih untuk hidup dalam perdamaian dan persahabatan daripada peperangan yang menghadirkan ketakutan dan kematian. Menariknya, pembuatan patung ini terinspirasi dari teks Kitab Yesaya 2 : 4 yang berbunyi, “ mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.” Ironisnya, patung ini justru kehilangan maknanya karena hingga kini peperangan masih terjadi di tengah dunia ini.
Visi tentang kehidupan dunia yang penuh dengan kedamaian dan kesejahteraan bukan angan-angan atau kehendak manusia saja. Sebab kedamaian dunia merupakan kehendak dan rencana kasih Allah bagi manusia. Pedang dan tombak yang menjadi simbol peperangan diubah menjadi mata bajak dan pisau pemangkas yang menjadi simbol kehidupan. Dengan kata lain, setiap bangsa akan melakukan rekonsiliasi perdamaian.
Saudara-saudari, Pesan tentang Allah yang menjadi Hakim dan akan menghadirkan perdamaian dunia di masa depan bukan berita yang menjadikan kita pasif menunggu. Ibarat kita menonton jalan cerita yang dibuat oleh Allah dan dikerjakan oleh Allah sendiri. Pesan yang disampaikan Yesaya sangat tegas yaitu umat didorong ikut mengupayakan perdamaian dan keadilan sebagai jalan terang Tuhan.
Kewaspadaan dan kehati-hatian menjadi pesan Tuhan Yesus kepada para murid dalam menyongsong kedatangan kembali Sang Mesias. Matius 24 : 36-44 berbicara tentang kesiapsediaan para murid dalam menyambut kedatangan Kristus yang tidak diketahui waktunya. Meski kedatangan Mesias itu bersifat rahasia dan tersembunyi, namun Yesus menyingkapkan hal yang akan terjadi, yaitu ada orang-orang yang dipilih untuk menerima anugerah keselamatan. Perkataan Yesus tentang gambaran masa depan ini bukan untuk menghadirkan ketakutan bagi para murid dan orang-orang percaya masa kini, melainkan berita yang penuh pengharapan.
Saudara-saudari, Kehidupan dunia yang penuh perdamaian dan ketenteraman adalah kehendak dan karya Tuhan. Tindakan Allah menginisiasi perdamaian itu adalah dengan datang ke dunia dalam diri Yesus Kristus. Dengan demikian, Kristus menjadi pusat dan sumber perdamaian dunia. Karya dan pengajaran Kristus memperlihatkan keberpihakan-Nya pada keadilan serta kebenaran yang ditunjukkan melalui sikap belas kasih dan pengampunan. Setiap orang percaya, baik pribadi maupun komunal (gereja), sejatinya didorong untuk menjadi pelaku-pelaku perdamaian.
Realitas kehidupan sering menyuguhkan peristiwa kekerasan dan suara perdamaian selalu berjalan beriringan. Hal ini tentunya tidak menyurutkan tekad gereja dan setiap orang percaya untuk tetap tinggal dan berjalan dalam terang Allah. Mari kita memasuki masa Adven ini dengan terus menebarkan semangat perdamaian dan persahabatan sebagai laku utama dalam menyongsong kedatangan Kristus. Setiap orang percaya dipakai Allah untuk berpihak pada kehidupan. Memilih untuk hidup dalam perdamaian dan persahabatan, bukan kekerasan dan permusuhan. Amin.
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/