Jemaat Tuhan yang terkasih, Yesus mengajarkan berdoa bagi para murid-Nya. Pengajaran Yesus mengenai doa ini pada dasarnya agar murid-murid paham bahwa murid-murid-Nya selalu berada dalam pemeliharaan Allah (providentia dei). Yesus bersabda: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan Mu” (ayat 2). Ini berarti Yesus mengajarkan untuk mengarahkan doa kepada Sang Bapa dan memohon Bapa campur tangan dalam kehidupan umat-Nya. Kekuatan doa dalam doa yang diajarkan Yesus ini terletak pada keyakinan Providentia Dei. Allah Bapa itu pemelihara dunia dan kehidupan. Dunia dan kehidupan ini tidak berjalan otomatis begitu saja.
Kekuatan doa semacam ini akan meneguhkan iman kita. Namun demikian, kita juga jangan keliru memahami pemeliharaan Allah dalam hidup kita. Dalam hal ini, (1) Pemeliharaan Allah tidak perlu diidentikkan dengan pengalaman mukjizat spektakuler dalam kehidupan ini. Kalau belum mengalami mukjizat spektakuler, dianggap belum menerima pemeliharaan Allah dalam hidup ini; (2) Pemeliharaan Allah tidak perlu diidentikkan dengan terkabulnya segala permohonan kita. Kalau permohonan doa kita tidak dikabulkan oleh Allah, jangan kemudian beranggapan Allah tidak memelihara kehidupan kita. Di ayat 13 tertulis, “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”
Jemaat yang dikasih dan mengasihi Tuhan. Sebagai orang Kristen, semestinya kita memang mencintai doa dalam hidup kita. Melalui doa kita dikuatkan: apa yang dianggap mustahil bagi orang lain, tidak mustahil bagi kita yang berdoa dengan percaya. Melalui doa, apa yang dapat membuat kita khawatir dan takut, menjadi tidak lagi terlihat mengkhawatirkan dan menakutkan. Melalui doa, kita juga merasakan bahwa di dunia ini kita tidak berjalan sendirian: Tuhan memelihara serta mendampingi perjalanan hidup kita.
Lalu, bagaimana orang Kristen dapat mewujudkan kuasa doa dalam kehidupan sehari-hari? Pertama, harus dipahami bahwa doa bukanlah mantra. Mantra jika tidak diucapkan dengan lengkap dan benar, tidak akan terkabulkan. Doa orang Kristen tidak ada hubungannya dengan lengkap dan benarnya suatu doa yang terucap. Juga tidak berhubungan dengan situasi yang harus kita atur sedemikian rupa sehingga terkabulnya doa kita.
Kita, sebagai orang Kristen saat berdoa kepada Tuhan tidak harus berendam saat tengah malam agar doa kita dikabulkan. Apa yang kita perlukan saat berdoa, hanya hati yang terbuka dan berserah kepada Tuhan. Orang-orang bisu yang berdoa dengan hati terbuka dan berserah, lebih baik doanya daripada orang orang pandai bicara menata kata indah, tetapi tidak berdoa dengan hari terbuka dan berserah pada Tuhan.
Kedua, terkabul atau tidaknya doa kita, tidak mengurangi kadar pemeliharaan Allah dalam hidup kita. Doa tentu saja bukanlah sekedar sikap “pasrah-bongkokan” kepada Allah. Banyak orang Kristen yang gagal memahami; jika sudah berdoa, dianggap tidak perlu lagi berusaha untuk mewujudkan keinginan dan permohonan doanya. Ada juga orang Kristen yang punya pandangan: Saya sudah berdoa pada Tuhan minta kesembuhan, tidak perlu lagi saya pergi ke dokter. Kalau pergi ke dokter, berarti saya tidak percaya akan pertolongan Tuhan. Ingat, betapa pun kita sudah berdoa, tidak berarti Tuhan melarang kita pergi ke rumah sakit. Tuhan juga mempergunakan berbagai alat dan sarana agar kesembuhan bisa terwujud.
Jika ada teman kita yang sedang sakit dan butuh biaya untuk berobat, tentu tidak cukup kita hanya berdoa bagi teman kita agar Tuhan memberikan kesembuhan. Bagaimana teman kita bisa sembuh jika tidak bisa minum obat yang diperlukannya? Yang kita perlukan: berdoa dan membantu mengumpulkan uang bagi teman kita agar bisa membeli obat dan minum obat tersebut. Kita sering keliru berharap Allah akan membuat mukjizat penyembuhan tanpa perlu minum obat yang diperlukan karena Allah sendiri yang memberi kesembuhan.
Ketiga, jangan pernah putus asa berdoa kepada Allah. Meskipun doa kita, tampaknya belum terkabulkan, jangan berputus asa. Memang, apa yang kita anggap sebagai permohonan yang baik, belum tentu sejalan dengan rencana dan kehendak Allah dalam hidup kita.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, Tuhan Allah memelihara hidup kita, sekalipun dalam hidup ini kita sering tergoda punya pemahaman Tuhan tidak memelihara hidup kita hanya karena doa kita tidak terkabulkan. Providentia dei. Inilah sesungguhnya kuasa doa dalam hidup kita. Doa berkuasa karena Allah memelihara kehidupan kita. Amin.
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/