Saudara terkasih, Maukah kita mendoakan orang yang telah membuat hidup kita menderita, berlaku kasar dan kejam kepada kita, agar Tuhan memberi berkat kepada-Nya? Maukah kita kembali meminjamkan uang kepada seseorang yang jelas telah menipu kita? Maukah kita menyediakan makanan bagi orang-orang yang telah melempari dan merusak rumah ibadah kita? Saya yakin, pada umumnya banyak orang akan menjawab: tidak mau!
Jawaban tidak mau ini muncul karena kita adalah korban dari perlakuan jahat orang tersebut. Masa kita mendoakan pelaku agar mendapat berkat? Masa kita menjamu mereka yang telah merusak rumah ibadah kita? Mereka justru harus mendapat balasan yang setimpal karena telah berbuat jahat pada kita.
Perjumpaan kembali Yusuf dengan saudara- saudaranya, menyebabkan Yusuf harus menentukan sikap terhadap saudara-saudaranya. Ada beberapa sikap yang mungkin terjadi :
- Balas dendam. Yusuf bisa membalas dendam dengan mudahnya terhadap saudaranya. Ia adalah orang yang begitu berkuasa di Mesir.
- Membalas mereka dengan perlakuan sama, yakni memutuskan ikatan keluarga dengan mereka. “Kita sudah tidak ada hubungan keluarga. Keluargamu, keluargamu sendiri. Keluargaku, keluargaku sendiri.” Sikap ini, tentu sikap yang lebih lunak dari balas dendam.
- Pengampunan. Ia akan mengampuni perbuatan jahat mereka.
Mana yang dipilih Yusuf? Yusuf memilih mengampuni daripada balas dendam. Apakah Yusuf asal mengampuni dan mengabaikan derita hidup yang ia alami selama kurang lebih 13 tahun lamanya sejak ia dijual hingga ia menjadi Zafnat-Paaneah? Yusuf tidak asal mengampuni. Yusuf memiliki alasan yang kuat mengapa ia mengambil sikap mengampuni saudara-saudaranya :
- Ia melihat saudaranya telah berubah baik.
- Yusuf merasakan dalam pengalaman berat hidupnya tersebut, Tuhan tetap menyertai hidupnya. Ketika ia ditolak oleh saudara- saudaranya, tidak berarti ia ditolak oleh Tuhan.
Dalam situasi krisis, seperti yang dialami Yusuf, lebih mudah bagi seseorang untuk meninggalkan Tuhan. Namun dalam krisis yang dialaminya itu, Yusuf tidak pernah meninggalkan Tuhan, dan sebaliknya juga Tuhan tidak pernah meninggalkan Yusuf.
Pengampunan Yusuf mempunyai dampak pemulihan bagi semua. Relasi Yusuf dan saudara- saudaranya dipulihkan, relasi Yakub dan anak-anaknya dipulihkan, relasi umat dan Allah dipulihkan. Andaikata Yusuf tidak mengampuni, tentu pemulihan tidak terjadi.
Dalam bacaan Injil kita saat ini, apa yang diajarkan Yesus tentu bisa terdengar aneh dan tidak masuk akal bagi orang-orang Israel pada waktu itu. Bagi orang-orang Israel pada waktu itu, siapa musuh mereka sangat jelas : Orang-orang Romawi. Mereka adalah penjajah negerinya. Mereka memungut pajak yang amat besar melalui orang-orang Israel yang dijadikan bidak-bidak mereka, termasuk Herodes. Mereka membunuh orang-orang Israel yang memberontak melawan Romawi dengan kejamnya.
Coba kita simak beberapa ajaran Yesus: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, mintalah berkat bagi yang mengutuki kamu, berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Banyak orang menganggap ajaran Yesus ini hanya bisa dilakukan oleh sosok ilahi, bukan manusiawi.
Bapak, Ibu, Saudara yang dikasihi Tuhan, Ada ungkapan yang sering kita dengar: sudah jatuh, tertimpa tangga pula. Ungkapan ini juga bisa berlaku dalam kehidupan seseorang yang memendam dendam atas perlakuan buruk yang ia terima dari orang lain. Kita sudah menderita, ketika mendapat perlakuan buruk dari orang lain tersebut. Namun penderitaan itu malah menjadi berganda ketika kita membiarkan pikiran kita dibajak dengan rasa benci yang terus-menerus terhadap orang tersebut. Rasa benci yang kuat dalam diri seseorang dan menetap terus-menerus, justru merugikan kesehatan mental kita sendiri.
Yesus dengan jelas menunjukkan kasih itu mengampuni. Sesungguhnya, siapa pun yang menjadi pengikut Kristus, diajak untuk mewujudkan kasih penuh pengampunan. Mari, kita melihat hidup kita sendiri: Apakah ada orang-orang yang telah membuat kita benci dan menyimpan dendam, yang memerlukan pengampunan kita? Amin.
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/