Artikel GKJ Kronelan

Saudara yang terkasih dalam Tuhan, Banyak orang berpikir bahwa dengan melakukan tindakan dosa, mereka dapat memperoleh apa yang mereka perlukan dan inginkan. Orang berbohong dan menipu berpikir bahwa itu adalah jalan terbaik untuk mendapatkan sesuatu, orang pergi minum-minum hingga mabuk, berpikir bahwa itu akan menolong mereka melupakan kesulitan hidup, orang memilih untuk menyangkal Tuhan hanya untuk menyelamatkan diri, dan berbagai tindakan dosa lainnya. Namun, tidak ada kehidupan dalam dosa yang berujung pada sukacita. Kehidupan dosa justru membuat manusia hidup dalam ketakutan.

Sayangnya ada banyak orang yang tidak mampu atau tidak mau melepaskan hidup berdosanya, tentu dengan berbagai alasannya. Banyak orang yang berpikir akan kehilangan banyak hal jika meninggalkan dosanya. Untuk orang-orang seperti inilah Tuhan hadir dan menyatakan seruan pertobatan, agar mereka yang sedang “tertidur” dalam kegelapan dosa dapat melihat terang dan masuk ke dalam terang Tuhan tersebut. Hal itu ternyatakan dalam bacaan kita pada hari ini, yaitu bahwa dalam pertobatan akan ada sukacita yang sejati.

Injil Lukas pasal 3:7-18 menceritakan kisah Yohanes Pembaptis yang berseru-seru di padang gurun memberitakan seruan pertobatan bagi umat Israel. Dalam perikop yang tadi kita baca dikatakan bahwa Yohanes Pembaptis menegur orang banyak yang datang tersebut dengan kalimat yang sangat keras, “Hai kamu keturunan ular berbisa!…..” kalimat yang sangat keras ini menarik untuk diperhatikan. Ular adalah hewan yang dalam kisah penciptaan muncul sebagai hewan yang licik dan manipulatif, yang membujuk manusia hingga jatuh dalam dosa. Kepada mereka inilah Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan.

Meski terdengar sangat keras, setiap teguran tersebut mengajak umat untuk sungguh-sungguh mengalami pertobatan, bukan sekedar membanggakan status mereka sebagai umat yang mewarisi perjanjian keselamatan dari Abraham bapa mereka. Dalam ayat 18 bahkan dikatakan, “Dengan banyak nasihat lain Yohanes memberitakan “Kabar Baik” Meski terdengar keras, namun teguran itu adalah kabar baik, bahwa ada pengampunan dan sukacita dalam pertobatan yang sejati. Adalah kabar baik jika Tuhan masih berkenan menyerukan pertobatan dan menerima pertobatan umat. Karena itu jangan melewatkan kesempatan untuk mengalami pertobatan yang sejati. Pertobatan yang dinyatakan melalui buah-buah pertobatan.

Pertobatan, bukan hanya membebaskan umat dari ketakutan namun juga membawa perbaikan dalam komunitas-komunitas yang ada. Inilah sukacita yang diperoleh mereka yang sungguh-sungguh mengalami pertobatan. Ada buah-buah yang dihasilkan dari pertobatan yang akan meningkatkan kualitas kehidupan. Perjuangan hidup bisa jadi masih harus kita hadapi, tetapi perjuangan hidup tidak akan menjadi beban yang menakutkan melainkan sukacita oleh karena kasih Tuhan hadir. Seperti yang dinyatakan dalam Yesaya 12:2-6, bahwa umat Allah akan menimba air dengan kegirangan sebab Allah adalah keselamatan mereka. Selama hidup di dunia kita mungkin masih harus mengerjakan bagian kita seperti orang yang menimba air untuk hidup sehari-sehari. Namun menimba air tidak akan menjadi beban yang menakutkan dengan kehadiran Allah.

Karenanya, mari kita mulai dari diri kita sendiri untuk menantikan kedatangan Tuhan dalam pertobatan sejati. Pertobatan yang menghasilkan buah-buah sesuai dengan pertobatan. Pertobatan yang menampakkan kepedulian dan tanggung jawab di tengah kehidupan. Pertobatan tersebut mendatangkan kesukacitaan. Mari kita menjadi umat-Nya yang turut mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan yang akan datang kembali serta merasakan sukacita karena pertobatan yang kita lakukan. Selamat menghayati Minggu Adven III, Minggu Gaudete atau Minggu sukacita karena pertobatan kita Amin.

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

seventeen − fifteen =

Ibadah Natal 2024 dan Tahun Baru 2025