Artikel GKJ Kronelan

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Tuhan sudah bangkit, mari rayakan kebangkitan-Nya dengan sukacita. Selamat Paskah! Paskah – kebangkitan Yesus menunjukkan bahwa apa yang dipikirkan dan direncanakan manusia kadang kala tidak sama dengan rancangan Allah. Hal itu tampak dalam bacaan Alkitab yang kita baca pada hari Minggu Paskah ini. Dalam penghayatan Paskah ini, tampaklah bahwa rancangan Allah yang kerap berbeda dengan rancangan manusia itu menunjukkan bahwa Ia benar-benar bangkit. Ia benar-benar hidup dan dalam kebangkitan-Nya itu Ia menata kehidupan.

Apa yang direncanakan dan dipikirkan manusia sebagaimana diwakili oleh Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus itu ternyata berbeda dengan pikiran dan rencana Allah. Yesus yang dipikirkan mati, ternyata bangkit. Rempah-rempah yang direncanakan digunakan untuk mengurapi Yesus nantinya diubah menjadi pemuliaan Yesus yang bangkit. Anak Manusia benar-benar bangkit dari antara orang mati. Ia bangkit untuk menata kehidupan yang ditutup oleh kematian. Terbukanya kubur merupakan dibukanya meterai kematian menuju pada kehidupan.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Dibukanya meterai kematian menuju kehidupan merupakan penggenapan dari rencana Allah bagi dunia. Dunia yang gamang dan takut karena berbagai peristiwa mendatangkan ancaman dan pesimisme. Ada begitu banyak pemikiran-pemikiran yang kerap membuat manusia berada dalam kegamangan, ketakutan, ketidakberdayaan. Kegamangan, ketakutan dan ketidakberayaan menjadi batu penutup yang mengukuhkan meterai kematian. Akibatnya, manusia tidak berani menatap kehidupannya di masa mendatang. Banyaknya prediksi-prediksi tentang krisis kehidupan membuat banyak orang takut. Prediksi-prediksi yang menjadi penanda agar dunia waspada terhadap kemungkinan terburuk atas kehidupan justru dijadikan “batu meterai kematian” yang menakutkan.

Saudara – saudari yang dikasihi Tuhan, Para perempuan yang dalam pemikiran orang Yahudi kala itu tidak dapat dijadikan saksi, melalui kebangkitan Yesus diberi kepercayaan untuk mempersaksikan Yesus yang bangkit kepada murid-murid laki-laki maupun perempuan lainnya. Kebangkitan mendobrak ketimpangan yang ada di tengah masyarakat menjadi kehidupan yang beradab. Keadaban itu adalah dipulihkannya kesetaraan perempuan dan laki-laki, artinya dipulihkannya kehidupan.

Pertanyaannya, mengapa Yesus mendahului ke Galilea dan mereka diminta melihat Dia di sana? Bukankah Yesus dimakamkan di Yerusalem? Galilea merupakan daerah pertama Yesus berkarya. Dari sana panggilan kepada murid-murid dilakukan. Dengan menyatakan bahwa Yesus mendahului para murid ke Galilea, Markus menunjukkan kesetiaan Yesus. Ia membawa para murid ke luar dari Galilea dan membawa mereka kembali ke Galilea dengan tujuan supaya para murid dapat melihat Yesus, Guru dan Tuhan-Nya dengan cara pandang baru dan menyempurnakan apa yang tidak dapat mereka pahami dan lakukan sebelumnya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Pada hari ini, kita diundang untuk pergi ke”Galilea” kehidupan yaitu hidup dengan cara pandang baru. Kebangkitan Yesus membaharui semua yang kita rencanakan dan pikirkan. Kebangkitan Yesus telah menerobos kematian yang digambarkan seperti batu penutup kubur. Kematian mendatangkan chaos, kehidupan dalam kekacauan. Kebangkitan menjadi gerak pembaharuan (cosmos). Di dalam kebangkitan terdapat gerak Yang Ilahi menyapa hidup sehari-hari yang tampak biasa saja. Sebagaimana para perempuan diundang untuk mengalami kebangkitan Yesus dan hidupnya bertransformasi seperti yang dikehendaki Allah, demikian juga dengan umat Allah pada masa kini. Yesus bangkit untuk menata kehidupan. Setiap orang diundang-Nya untuk mengalami kebangkitan dan menata hidup dengan berpusat pada Kristus. Selamat Paskah!

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

Ibadah Natal 2024 dan Tahun Baru 2025