Bacaan-bacaan pada hari Minggu ini mengajak kita untuk meyakini bahwa dalam laku dan gerak hidup keseharian, pemeliharaan Tuhan pasti nyata. Dalam suasan krisis yang mencekam, penuh kecemasana dan mendesak kita untuk segera mengambil keputusan Allah bertindak untuk memelihara umatNYA. Seperti pengalaman Bangsa Israel di bacaan pertama. Suasana padang gurun yang panas dan gersang sesungguhnya menjadi gambaran hidup bangsa Israel yang mengalami krisis. Dalam situasi ini, TUHAN peduli dan menyatakan pemeliharaanNYA dengan memberikan burung puyuh pada waktu petang dan manna pada waktu pagi. Sikap bangsa Israel yang bersungut-sungut diubah melalui pemeliharaan TUHAN. Dari bersungut menjadi memungut berkatNYA yang berlimpah.
Mazmur Tanggapan mendorong kita untuk menaikkan seru pujian kepada Allah yang telah nyata berkarya menyatakan pemeliharaaNYA. Pemeliharaan Tuhan yang nyata tersebut tidak dilepaspisahkan dari kehidupan keseharian. Selanjutnya ada ajakan bahwa ujung akhir atau buah yang harus dihasilkan berkat pemeliharaan Tuhan itu adalah setia pada peraturan Allah dan mengikuti setiap perintahNYA. Taat dan setia untuk semakin maju dalam pengabdian menjadi konsekuensi logis setelah merasakan pemeliharaanNYA.
Hidup memang harus menghasilkan buah. Dan buah tersebut bersumber dari pemeliharaan Allah yang telah dirasakan. Demikan ajakan Paulus kepada jemaat di kota Filipi. Surat yang di tulis dari penjara ini mendorong jemaat di Filipi untuk menggunakan kesempatan dari Allah untuk terus menerus melakukan lebih banyak pekerjaan yang berguna sebagai wujud pelayanan kepada Tuhan Yesus. Jemaat di kota Filipi di dorong untuk semakin maju dan senantiasa bersukacita dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Meskipun Paulus dalam situasi krisis karena berada di penjara, Paulus tidak kehilangan suka cita karena Allah senantiasa menyatakan pemeliharaanNYA melalui orang-orang yang mengunjunginya. Tuhan dengan kedaulatan dan caraNya sendiri telah memelihara Paulus dengan luar biasa.
Sisi pemeliharaan, kedaulatan serta kemurahan hati Allah inilah yang nampak dalam perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur. Pemeliharaan Allah nyata ketika Allah yang diumpamakan sebagai pemilik kebun anggur mengajak para pekerja untuk menggarap kebun anggurnya. Ajakan ini sebagai gambaran betapa Allah tidak membiarkan para pekerja menganggur. Kondisi menganggur akan mengakibatkan krisis, baik krisis ekonomi dan relasi dengan masing-masing keluarganya. Kitab Injil Matius mencatat ajakan bagi para pekerja telah dimulai pagi-pagi, lalu jam sembilan,dua belas, jam tiga petang serta lima petang dan masing-masing mendapatkan upah satu dinar.
Situasi memanas ketika para pekerja yang lebih awal datang tahu kalau upah yang mereka terima sama. Muncul sungut-sungut dan protes. Dalam situasi ini, muncul penjelasan bahwa Allah telah berlaku adil, mengingat kesepakatan yang telah dibuat dengan para pekerja yang mulai pagi sudah berkarya. Demikian juga ada pengajaran bahwa Allah memiliki kebebasan menganugerahkan berkat kepada siapapun yang dikehendakiNYA sesuai kemurahan hati Tuhan. Pemeliharaan Tuhan seringkali tidak terduga dan luar biasa, seperti yang dialami pekerja yang berkarya hanya satu jam, tetapi mendapatkan upah yang sama dengan pekerja yang berkarya sejak pagi.
Demikianlah sudah sepatutnya kita sungguh bersyukur atas pemeliharaan Allah yang sungguh nyata dan di luar penalaran kita. Maka sudah selayaknya gerak bakti kita harus semakin terwujud dalam relasi dengan sesama sebagai penanda bahwa hidup kita selalu dalam rengkuhan pemeliharaan Allah. Marilah mewujudkan ibadah keseharian kita dengan perjuangan memelihara keutuhan ciptaan, perdamaian dan harmoni kehidupan. Roh Kudus pasti memampukan kita semua. Amin
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/