Artikel GKJ Kronelan

Allah Mengenal Umat-Nya, merupakan tema ibadah hari ini. Kita tentu mengamini tema ini dan yakin bahwa Allah sangat mengenal kita. Namun apa yang harus kita pahami dari hal ini?

  1. Dari bacaan pertama kita belajar bahwa pengenalan Tuhan terhadap umat-Nya mengandung janji penyertaan dan pemeliharaan. Yakub dalam pelariannya dari Esau berjumpa dengan Tuhan dan mendapatkan penglihatan yang meneguhkan imannya. Dalam pelarian itu tentu Yakub merasakan ketakutan, kekuatiran, dan ketidakpastian. Apalagi yang ia hadapi adalah kakaknya sendiri yang merasa “dikerjai” dengan hilangnya berkat kesulungan akibat dicuri Yakub, walau sebenarnya itu juga akibat kesalahan Esau sendiri. Peristiwa Betel menguatkan iman Yakub bahwa Tuhan mengenalnya dan menyertai langkah kehidupannya.
  2. Pemazmur juga mengamini apa yang diimani oleh Yakub dengan yakin bahwa Tuhan Mahatahu. Ke-mahatahu-an Tuhan perlu ditanggapi secara tepat dan bijak. Di tengah kehidupan di dunia ini dengan segala godanya, ke-mahatahu-an Tuhan bisa jadi dimaknai sebagai ancaman. Seolah Tuhan selalu mengawasi umat-Nya dan membuat umat hidup dalam ketakutan akan hukuman jika ditemukan bersalah. Sebaliknya Pemazmur justru mempersilakan Tuhan untuk menyelidiki hidupnya dan menegur dia jika langkahnya keliru. Pemazmur senantiasa mawas diri untuk menyadari bahwa dirinya dikenal oleh Tuhan, sehingga ia berolah diri untuk menyesuaikan hidupnya dengan kehendak Tuhan.
  3. Perumpamaan Ilalang dan Gandum menegaskan bahwa Tuhan tahu betul jika anak-anak Tuhan pada dasarnya berbeda dengan anak-anak dunia, sekalipun ditempatkan di “wadah” yang sama yakni kehidupan di dunia ini. Perbedaan ini harus disadari oleh anak-anak Tuhan untuk mengusahakan hidupnya menghasilkan buah yang sepadan dengan identitasnya. Anak-anak Tuhan tidak boleh menjadi sama atau malah larut dan hanyut dangan arus dunia sehingga menjadi-kan mereka kehilangan kemampuan menghasilkan buah. Sebaliknya kesadaran identitas sebagai anak-anak Tuhan yang dikenal oleh Pemilik kehidupan seharusnya menyemangati kita untuk semakin berbuah bagi Tuhan.
  4. Buah-buah kehidupan yang kita hasilkan bukan untuk memuaskan keinginan kita, tetapi dalam ketundukan kepada Roh yang memiliki dan menyertai hidup kita. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma menegaskan bahwa pengenalan Tuhan kepada kita memberikan kewenangan (privilege) untuk kita berelasi intim dengan Tuhan. Kekhususan ini harus kita kelola dengan benar dalam rangka mewujudkan kehendak Tuhan, bukan malah kita pakai untuk memenuhi keinginan kita sendiri. Dibutuhkan kesadaran dan usaha untuk berbuah bagi Tuhan yang dirasakan oleh sesama.

Rangkaian bacaan dan tema hari ini mengajak kita untuk menyadari bahwa Tuhan yang mengenal kita juga adalah Tuhan menyertai kita dan menghendaki kita memberi buah bagi kehidupan bersama yang memuliakan nama Tuhan. Kita tidak perlu caper (cari perhatian) kepada dunia, apalagi kepada Tuhan, jika tujuannya hanya untuk kepentingan dan keinginan kita sendiri.

Sebaliknya kita perlu mengolah iman dan diri kita agar menghasilkan buah kehidupan yang nyata terasa bagi Tuhan dan sesama. Allah yang mengenal umat-Nya memberi kita kekhususan, namun juga memberi kita tanggung jawab untuk dilaksanakan. Mari kita sadari dan hidupi agar kita benar-benar merasakan kehidupan yang disertai Tuhan dan mewujudkan kehidupan yang berdampak positif bagi sesama. Amin.

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

By Admin