Seorang Bapa Gereja bernama Agustinus dari Hippo pernah berkata: “Semua kata manusia, terlalu sempit untuk diterapkan kepada Allah.” Di satu sisi, Allah Trinitas merupakan rumusan iman terpenting. Di atasnya, semua doktrin Kristen dibangun dan dipahami. Namun di sisi lain, hakekat Allah Trinitas tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh akal manusia yang terbatas. Secara sederhana, doktrin Trinitas mempersaksikan satu Allah yang mewujud dalam tiga pribadi: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Relasi Trinitas adalah sebuah proses saling mengisi dan saling memberi ruang. Saudara paham sekaligus ada ruang bingung? Bersyukurlah. Semoga misteri Allah Trinitas merengkuh iman Saudara.
Menariknya, Allah Trinitas tidak hanya sekadar rumusan dogma. Mari kita cermati kisah penciptaan di kitab Kejadian. Kita fokuskan pada saat Allah menciptakan manusia (ay.26). Jelas sekali. Allah Trinitas saling mengisi dan memberi ruang. Perkataan Allah, “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita…” Kata “kita”, dalam bahasa Ibrani disebut “niese”, bermakna: Kita akan membuat. Terjadi ruang diskusi dan partisipasi Trinitas saat menciptakan manusia. Sejak awal penciptaan, Allah Trinitas mengundang manusia untuk turut serta menjaga semua yang sudah Ia ciptakan dengan sangat baik. Sebagai ciptaan yang dikaruniai sifat Allah, manusia diberi tanggung jawab untuk ikut serta merawat, mengelola, dan menghormati seluruh ciptaan. Kuasa yang diberikan oleh Allah ini sama sekali tidak bermaksud menjadikan manusia sebagai makhluk yang rakus dan bahkan merusak ciptaan Allah. Melainkan sebagai tangan Allah yang dengan penuh kelembutan memelihara keutuhan ciptaan.
Secara lebih jelas, tugas manusia untuk merawat semesta ini disampaikan oleh Yesus Kristus, pribadi Trinitas kedua. Kepada kesebelas murid-Nya, Yesus memerintahkan: “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku…” Menjadi murid Kristus berarti hidup meneladani Kristus yang adalah gambar Allah yang dengan kuasa Roh menghadirkan cinta, damai, keadilan, dan merawat keutuhan seluruh ciptaan. Sungguh sebuah tugas yang tidak ringan. Itu sebabnya tidak semua murid berani. Keraguan menghinggapi beberapa murid. Hal ini tentu sangat dapat dipahami. Sebab ancaman para penguasa Yahudi (dan Romawi) terus menghantui. Yesus tidak menyalahkan para murid. Sebaliknya, Dia terus menemani dan meyakinkan murid-murid-Nya. Berita tentang kebangkitan dan kuasa Allah yang hadir di dalam Diri-Nya adalah benar adanya. Tidak perlu lagi disangsikan, tidak ada lagi yang perlu dikuatirkan.
Kabar baik dan keselamatan di dalam Allah Trinitas berlaku dan diberikan kepada semua bangsa. Karya penciptaan dan penyelamatan harus dilanjutkan dengan menghadirkan karya pemulihan bagi ciptaan yang terkoyak karena berbagai perilaku buruk manusia pada sesama dan seluruh ciptaan. Perang dan keserakahan yang para murid alami, telah semakin meminggirkan manusia sebagai gambar dan rupa Allah. Manusia perlu terus dipulihkan, agar mampu memandang sesamanya sebagai ciptaan yang sama berharganya. Ruang pemulihan inilah yang Allah Trinitas tawarkan untuk juga kita masuki. Sebagai murid Kristus masa kini, di tengah kompleksitas tantangan zaman, kita juga dipanggil untuk turut serta menghadirkan karya pemulihan bagi seluruh ciptaan.
Karya pemulihan yang Allah Trinitas tawarkan, perlu kita sambut dengan gaya hidup yang mau saling memulihkan. Sebelum berkarya di tengah dunia, sebagai persekutuan, mari kita ciptakan hidup sehati, sepikir, saling mengasihi, dan saling mengampuni. Pemulihan juga perlu dihadirkan melalui upaya merawat seluruh ciptaan. Bukankah sejak mula, Allah Trinitas mengundang kita menjaga dan merawat ciptaan-Nya? Semogalah di minggu Trinitas ini, tumbuh subur kesadaran kita semua untuk mengajarkan dan meneladankan hidup yang menghadirkan kebaikan bagi seluruh ciptaan. Terpujilah Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Amin!
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi