Artikel GKJ Kronelan

Bapak-Ibu-Saudara yang mengasihi Tuhan, Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat pada zaman Yesus, tampaknya tidak punya hubungan yang cukup mendalam dengan para pemungut cukai dan orang- orang yang dianggap berdosa pada waktu itu. Mengapa? Karena waktu itu, orang-orang yang dianggap baik oleh masyarakat tidak pantas, bahkan tidak boleh bergaul dengan orang-orang yang dianggap berdosa. Bagi orang orang Farisi dan ahli- ahli Taurat ini, “mereka” sudah tidak lagi dianggap kelompok “kita”. Oleh sebab itulah, apa yang terjadi pada “mereka” tidak ada lagi hubungannya dengan “kita”.

Berbeda dengan Yesus, hubungannya tampak begitu mendalam. Terlihat dari kesediaan-Nya untuk memperbolehkan para pemungut cukai dan orang- orang berdosa mendengarkan sabda-Nya. Pada umumnya, orang-orang ini dianggap tidak layak dan bahkan sering dilarang untuk menerima ajaran Taurat. Melalui perumpamaan domba dan dirham yang hilang, pesan Yesus sangat jelas: Mereka “yang terhilang”, justru bukan untuk dibiarkan “hilang”, seakan-akan mereka sudah sepantasnya menjadi “yang terhilang”. Mereka yang “hilang” justru perlu dicari, dirangkul kembali, dan diberi kesempatan seluas-luasnya untuk bisa kembali merayakan kehidupan ini.

Daud menyadari kegagalannya sebagai pemimpin karena dosa dosanya yang telah diperbuat terhadap Batsyeba dan Uria, suaminya. Dalam pengakuan dosanya di hadapan Tuhan. Pengakuannya terasa begitu otentik dengan ungkapan-ungkapan yang digunakannya: pelanggaranku, kesalahanku, dosaku, melakukan apa yang Kau anggap jahat. Penting untuk diperhatikan juga, pengakuan dosa yang tulus dari Daud ini diarahkan tidak hanya mencangkup kesalahan pada sesamanya melainkan juga, pertama dan terutama, dosanya kepada Tuhan. Dalam pengakuan dosanya, ia memohon Tuhan sendiri yang akan bertindak mengampuni dan memperbarui hidupnya.

Tahap awal dari suatu pertobatan memang adalah pengakuan akan dosa. Tidak mungkin seseorang akan menyatakan pertobatan kalau tidak menyadari dan mengakui bahwa dirinya berdosa. Tahap selanjutnya adalah komitmen untuk membuka lembar baru dan menyobek lembar lama dalam kehidupan yang telah diwarnai dosa. Tentu, kasih karunia Tuhan sendiri yang akan memampukan kita sampai pada tahap ini. Rasul Paulus mengajarkan nilai kehidupan iman kristiani yang penting bagi Timotius. Nilai itu adalah keteladanan atau contoh. Keteladanan atau contoh hidup Timotius sangat diperlukan bagi jemaat Efesus yang saat itu dilayani oleh Timotius.

Rasul Paulus memperlihatkan hidupnya sendiri juga telah menjadi contoh. Dulu ia seorang penghujat, penganiaya, dan ganas terutama bagi para pengikut Yesus. Sekarang ia telah menjadi pengikut Kristus. Pertobatan dan perubahan hidup Paulus ini telah membuat banyak orang percaya kepada Yesus.

Bapak-Ibu-Saudara yang dikasihi Tuhan, Warga Jemaat sebagai satu tubuh dalam Kristus, semestinya mengembangkan sense of belonging yang mendalam satu dengan yang lainnya. Sense of belonging yang mendalam akan memampukan jemaat bersukacita atas hidupnya. Persoalan hidup yang “mereka” hadapi, tidak lagi hanya akan menjadi persoalan “mereka”, melainkan menjadi persoalan “kita”. Apa yang terjadi pada “mereka”, terhubung dengan apa yang terjadi dengan “kita”. Itulah sebabnya, mereka bisa memandang bahwa “yang terhilang” tidak untuk disalahkan, dihujat dan dihukum. “Yang terhilang”, justru dicari, ditemukan, dipulihkan, dan disambut dengan penuh sukacita.

Seseorang yang bertobat telah mendapat berkat Tuhan. Meninggalkan manusia lama, dan memulai hidup baru dalam Tuhan. Dulu meninggalkan Tuhan, kini meneguhkan kembali imannya pada Tuhan. Sebagai sesama saudara seiman, kita pun harus berbagi berkat dengannya.

Mari, kita dukung yang bertobat untuk kembali bisa menemukan rasa memiliki terhadap jemaatnya, dan rasa dimiliki oleh jemaatnya. Persoalan hidupnya untuk kembali pada Tuhan adalah juga bagian dari persoalan hidup kita. Kita bisa membantunya, kita bisa mendukungnya, kita bisa memberikan apresiasi atas keinginannya untuk kembali bertobat. Dia telah mendapat berkat pertobatan dari Tuhan, kita membantunya untuk mengalami berkat itu dalam kehidupan persekutuan kita dengan jalan menerimanya kembali dengan sepenuh hati. Amin.

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi

By Admin