Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Jika ditanya “siapkah untuk terkejut?” tentunya semua akan menjawab “tidak siap lah… jika siap, maka bukan terkejut namanya!”. Ya, terkejut adalah salah satu respons ketika kita menghadapi situasi atau momen yang tidak terduga dan tidak disangka sebelumnya.
Keterkejutan ini dapat juga dirasakan dalam kehidupan iman kita. Kita memahami bahwa kita berelasi dengan Tuhan Allah yang tidak dapat dibatasi oleh pikiran dan ekspektasi manusia. Dia adalah Tuhan yang berkarya dengan cara yang tidak terduga, dalam waktu yang tidak disangka, dan hasilnya sering kali tidak dinyana. Begitu juga dengan karya penyelamatan-Nya yang sungguh sempurna bagi umat manusia. Siapa sangka, Ia sendiri yang akan datang ke dunia dalam rupa seorang Anak Manusia. Bagaimana Tuhan yang begitu hebat berkenan untuk memilih menjadi Sang Manusia yang terbatas?
Inilah berita mengejutkan yang juga disampaikan oleh Nabi Mikha kepada Bangsa Israel yang saat itu menghadapi ancaman serangan Bangsa Asyur. Mereka yang telah melihat saudara mereka di Israel Utara jatuh ke tangan Asyur, sekarang terancam mengalami nasib yang sama. Di saat-saat krisis itu pula, nubuatan Nabi Mikha menjadi berita yang mengejutkan tetapi membawa pengharapan. Akan datang seorang penguasa bukan dari Yerusalem, tetapi dari desa kecil bernama Betlehem.
Keterkejutan ini dilanjutkan dengan kisah yang sungguh ajaib, yakni kisah Maria dan Elisabeth. Dua perempuan, yang satu gadis muda dan yang satunya lanjut usia. Dua perempuan itu sama-sama mengandung. Kandungan mereka sama-sama berisiko. Namun dari rahim mereka berdua akan terjalin kisah sukacita bagi seluruh ciptaan. Maria dan Elisabeth pun terkejut dengan kabar yang mereka terima tentang kehamilannya, namun keterkejutan ini tidak menghentikan mereka untuk berbagi sukacita. Perjuampaan keduanya membuat sukacita pengharapan semakin membuncah di tengah-tengah situasi sulit yang mereka alami dan akan mereka hadapi. Sukacita pengharapan itu muncul karena mereka berdua percaya bahwa apa yang mereka alami adalah bagian dari kehendak dan rencana Allah yang begitu indah (bukan hanya bagi mereka, tetapi bagi seluruh bangsa dan seluruh ciptaan).
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Dari kisah-kisah dalam bacaan Leksionari pada Minggu Adven IV ini, kita melihat dan menyadari bahwa keterkejutan adalah bagian dari dinamika iman kita kepada Allah. Ada kalanya situasi berat dan pergumulan melanda hidup kita. Kita ingin Tuhan tampil sebagai penolong yang perkasa, yang dalam sekejap bisa membuat semua masalah kita hilang. Kita ingin Tuhan memberikan solusi atas persoalan hidup kita sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Banyak sekali ekspektasi-ekspektasi atau harapan-harapan dalam hidup kita akan bagaimana karya Allah dalam hidup kita maupun dunia ini. Namun, Dia adalah Allah yang tidak terbatas. Dapat menggunakan cara apa pun dan bagaimanapun untuk membuat kita dapat merasakan apa yang disebut dengan damai sejahtera abadi. Kuncinya adalah pada sikap patuh dan taat, meskipun kita terkejut dan terkaget dengan cara-Nya. Jangan memaksakan kehendak dan pikiran kita yang terbatas ini.
Teladan kepatuhan pada kehendak Allah telah disempurnakan dalam diri Kristus sendiri. Kesaksian dalam surat Ibrani menyatakan bahwa pengurbanan-Nya adalah pengurbanan yang sempurna dalam ketaatan pada kehendak Bapa. Hal tersebut semakin meneguhkan iman kita sebagai orang percaya yang telah masuk dalam anugerah keselamatan-Nya untuk membangun sikap taat dan patuh, semengejutkan apa pun keadaannya. Jangan sampai kita hanya berhenti pada terkejut dan termangu, tetapi terkejutlah dalam sukacita pengharapan.
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/