Saudaraku, menjadi pribadi yang disukai oleh sesama manusia begitu gembira dan bahagianya, terlebih bila kita menjadi pribadi yang disukai oleh Allah. Menjadi pribadi yang disukai oleh Allah pasti menjadi kerinduan dari setiap orang percaya. Pribadi yang disukai Allah adalah pribadi yang dirahmati Allah dan hidup seturut dengan kehendak-Nya. Rahmat atau anugerah Allah menjadikan manusia terpanggil untuk hidup dengan rendah hati, taat kepada kehendak Allah dengan sepenuh hati. Atas dasar itu, dalam praktik keseharian, tindakan hidup dari orang yang disukai Allah adalah melakukan perbuatan baik, tidak mengecewakan orang lain. Semua tindakan itu merupakan respons atas kasih karunia Allah.
Sebagai wujud respons syukur pada Allah, bentuk kehidupan yang disuka oleh Allah dicerminkan dalam hidup sehari-hari bersama sesama manusia. Karena itu dalam berelasi bersama sesama, tutur kata dan perbuatan kita harus diperhatikan dengan seksama. Hindarilah mengucapkan kata-kata yang tidak pantas, kata-kata yang menghakimi sesama. Setiap tindakan yang dilakukan harus menjadi berkat. Karena itu, jadilah pribadi yang berguna, bermanfaat bagi sesama.
Bila dalam hidup ini bisa menjadi pribadi yang bermanfaat dan berguna bagi sesama, niscaya kita akan disukai oleh sesama, meskipun motivasi dasar bagi setiap perbuatan baik yang dilakukan itu bukan semata agar kita disukai semua orang. Sebab jika motivasi dasar perbuatan baik hanya demi disukai oleh semua orang, motivasi itu keliru dan motivasi seperti itu sejatinya tidak diperkenan Allah.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, Pada di hari Minggu setelah Natal ini kita menghayati kisah keteladanan keluarga dari Nazaret, yaitu keluarga Yusuf dan Maria. Mereka menjadi sumber inspirasi dan sumber peneguhan bagi kita dalam menjalani hidup. Bagaimana hidup yang penuh tantangan dijalani dengan bersandar pada Allah, melakukan kehendak-Nya dengan sungguh-sungguh. Keluarga Yusuf dan Maria menjadi tempat tumbuh kembang Yesus. Lukas 3:51 mengatakan bahwa Ia tetap hidup dalam asuhan mereka, Frasa itu menunjukkan kesediaan Yesus untuk tetap menundukkan diri selama berada bersama Yusuf dan Maria. Hal ini menunjukkan kerendahan hati-Nya. Sekalipun Ia adalah Allah, Ia menyediakan tinggal dalam sebuah keluarga Yusuf yang hidup dengan cara sederhana.
Saudaraku, Belajar dari Injil ini kita menemukan pesan bahwa pertumbuhan manusia terkait dengan keluarga, lingkungan sosialnya. Manusia tidak bertumbuh seorang diri. Peran keluarga menjadi kekuatan besar. Dalam konteks masa kini, mendidik anak semakin berat karena orang tua harus menjalankan profesi. Ketika ke-dua orang tua sama-sama sibuk, terkadang banyak orang tua lupa mendampingi anak. Belajar dari Injil pula, kita boleh terus belajar dari Yesus. Ia bertumbuh dalam sebuah keluarga. Ketaatan pada orang tua-Nya tampak melalui kesediaan-Nya mengikuti Yusuf dan Maria. Taat pada orang tua merupakan perintah Tuhan. Selama orang tua masih ada, mereka harus didengar, didoakan, didukung.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, Dalam kehidupan masa kini, pertumbuhan hidup dikasihi Allah dan manusia itu mewujud dalam hidup sebagaimana dikatakan oleh Rasul Paulus dalam Kolose 3:12-17. Kenakanlah belas kasihan. Kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, pengampunan. Di atas semua itu kenakanlah kasih sebagai pengikat dalam hidup bersama. Sebagaimana nasihat rasul Paulus kepada jemaat di Kolose, kita juga harus mendasari semua yang kita lakukan dengan hal-hal tersebut. Semua yang kita lakukan itu sejatinya berdasarkan kasih Kristus sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati kita. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kita, sehingga kita dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain. Hidup saling menghargai dan menerima dalam kasih Kristus, itulah puji-pujian kita yang nyata kepada Tuhan, dan semua yang kita lakukan baik dengan perkataan atau perbuatan kita lakukan dalam nama dan untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus. Dalam semua itu, marilah kita bertumbuh di dalam Dia dengan meneladani Yesus Kristus Tuhan kita. Amin.
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/