Artikel GKJ Kronelan

Saudara yang dikasihi Tuhan. Minggu Kristus Raja adalah minggu terakhir dalam kalender liturgi gereja. Minggu depannya gereja sudah memasuki Minggu Adven I. Dalam pemaknaan minggu ini, kekristenan menyadari bahwa konsep raja yang digambarkan dalam dunia berbeda dengan konsep Raja yang dibawa oleh Yesus. Raja dalam dunia adalah orang nomor satu dalam lingkungannya dan semua orang menghormati dan melayaninya. Sementara dalam konsep raja menurut Yesus berbeda sama sekali. “Kerajaanku bukan dari dunia ini,” kata Yesus. Kerajaan dunia kita sangat bertolak belakang dengan kerajaan yang ada dalam pikiran Yesus.

Saudara yang dikasihi Tuhan. Bacaan Pertama menyatakan bahwa ada hubungan antara pemerintahan duniawi dan surgawi, menekankan bahwa otoritas kedaulatan raja-raja duniawi bergantung pada kehendak Allah (mis. Daniel 2:21, 5:32). Bacaan ini juga menyorot pada kerajaan Allah sebagai “Yang Lanjut Usianya” sebagai kerajaan kekal yang diberikan kepada yang “seperti anak manusia”. Kerajaan-kerajaan dunia dicirikan oleh kekerasan, eksploitasi, dan penindasan.

Kerajaan yang kekal memang sulit dilihat dan diterima oleh dunia. Terlebih ketika Yesus menyatakan bahwa kerajaannya “bukan dari sini”, yang malah ditafsirkan Pilatus sebagai penegasan bahwa Yesus adalah seorang raja. Yohanes 18:33-37 sebenarnya membuka realitas kerajaan Yesus. Walaupun itu adalah kerajaan yang sulit dilihat, karena itu terwujud dalam penyaliban. Kisah ini menunjukkan bagaimana, seperti orang Yahudi, kesetiaan pada kekuatan duniawi membuat kita menolak kerajaan Allah sehingga sulit untuk melihatnya.

Sekali lagi Yesus menunjukkan bahwa kerajaanNya bukan dari dunia ini seperti dinyatakan dalam bacaan kedua kita menemukan Yesus sebagai “saksi yang setia”, “yang sulung dari antara orang mati”, dan “penguasa raja-raja bumi” (ay. 5).

Wahyu juga mengidentifikasi Yesus dengan para pengikutnya, misalnya dalam ay. 5 mengidentifikasi Yesus sebagai “saksi yang setia.” Bagaimanapun, Yesus menunjukkan kesaksiannya yang setia sampai mati, Wahyu juga memanggil orang percaya untuk setia sampai mati (2:10). Jika Yesus memerintah melalui kesetiaannya, para pengikutnya juga akan mewarisi kerajaannya melalui kesaksian mereka sendiri yang setia (12:11). Sekali lagi kesetiaan kepada Yesus dituntut agar umat mampu menyadari dan melihat bagaimana Yesus berkuasa sebagai Sang Raja Sejati.

Apa kekuasaan Yesus? Mazmur 93 memberikan kesempatan untuk memberikan makna dari ungkapan “TUHAN adalah Raja” dan berfokus pada Allah sebagai Pencipta dan Pemelihara ciptaan. “TUHAN adalah raja!” menyatakan keagungan dan kekuatan Tuhan yang telah mengokohkan dunia untuk selama-lamanya. Kekuasaan Yesus Sang Raja mengingatkan kita bahwa ada lebih banyak hal dalam pemerintahan Tuhan daripada masalah dan urusan manusia. Dalam mazmur ini manusia dan ciptaan bergabung bersama dalam pujian dan kita harus melakukan segala yang kita bisa untuk memastikan hal ini terus menjadi mungkin seperti yang diinginkan oleh Allah Pencipta dan Pemelihara dunia kita.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kini bagaimana kita meninggikan Yesus yang adalah Sang Raja sejati? Sang Penguasa dan pemelihara kita? Melalui perayaan Minggu Kristus Raja, kita merayakan jabatan dan kemuliaan Yesus selaku Raja. Namun sesungguhnya seharusnya setiap waktu umat manusia menyadari bahwa penguasa langit dan bumi adalah Yesus Kristus. Eksistensi Yesus selaku Sang Firman Allah yang kekal, wibawa dan kuasa ilahi- Nya, dan undang-undang Kerajaan Allah yang dilandasi oleh kasih dan keadilan seharusnya tidak ada alasan manusia untuk meragukan-Nya. Masihkah kita ragu akan kekuasaan Sang Raja Sejati dalam hidup kita?

Mari dengan keberserahan penuh kepada Dia – Yesus – yang mampu memelihara hidup kita, kita serahkan kehidupan kita kepadaNya dan bersandar akan tuntunan dan pertolonganNya melalui setiap caraNya. Tuhan memberkati. Amin.

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

Ibadah Natal 2024 dan Tahun Baru 2025