Artikel GKJ Kronelan

Jemaat Yang Terkasih dalam Kristus Yesus Setelah memasuki minggu pertama dari tahun kemerdekaan ; kita berharap dengan pimpinan himat dan kebijaksanaan menjadi awal penuh semangat pada arah dan tujuan yang lebih baik bagi bangsa. Seperti halnya ungkapan: “Orang bodoh berputar-putar tanpa tujuan (wanders), orang bijak melakukan perjalanan (travels)-Thomas Fuller.” Demikianlah tujuan dari perjalanan bangsa dan hidup kita kiranya dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dari Tuhan.

Sebab ironisnya seringkali yang terjadi, setiap orang berusaha mengasah kemampuan memimpinnya hanya untuk memuaskan ambisinya. Namun lupa bahkan tidak mau belajar dan berupaya agar mampu memimpin dirinya sendiri. Kemampuan untuk memimpin diri sendiri itu sebenarnya bukti bahwa dirinya mau belajar untuk menjadi rendah hati dan mau dipimpin oleh Roh Allah. Orang yang mau dipimpin oleh Roh adalah orang yang hidupnya dipimpin oleh hikmat. Hikmat itu digambarkan seperti pintu tanpa kunci dan terbuka, yang memudahkan kita masuk dan datang kepada Tuhan. Begitulah cara Raja Salomo menerima Hikmat, ia datang pada Tuhan.

Jemaat yang terkasih dalam Kristus Yesus Pertanyaannya kemudian, bagaimana agar hikmat Tuhan itu terus langgeng-lestari dalam kehidupan kita? Kita perlu belajar dari bacaan Mazmur 111. Kitab Mazmur 111 dalam tradisinya dilantunkan saat perayaan awal tahun(Rosh Hashanah) untuk mengawali segala sesuatu dengan mengingat segala kebaikanTuhan dalam syukur. Bukankah itu yang seharusnya kita lakukan ketika merayakan kemerdekaan, mengawalinya dengan syukur akan karya kebaikan Tuhan sepanjang kemerdekaan bangsa kita.

Maka kita diajak untuk menyadari betul dalam mengawali minggu pertama ditahun kemerdekaan bangsa kita; dengan kepatuhan penuh kepada Tuhan, yakni hanya manut/tunduk pada pimpinan Hikmat-Nya. Sehingga pada akhirnya kebaikan Tuhan menjadi buah yang terus terpelihara bagi kita dalam kehidupan berbangsa, keluarga dan gereja.

Jemaat yang terkasih. Lalu apa yang menjadi tujuan dari kita yang belajar untuk bersedia dan mampu dipimpin oleh Himat dan kebijaksanaan Tuhan? Salah satunya adalah memiliki karakter kehati-hatian dalam menggunakan dan mengelola waktu. Dikatakan waktu adalah hal yang paling berharga namun paling sering disia-siakan. Tujuan kedua bagi kita yang mau belajar dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan Tuhan adalah, mampu melihat kehendak Kristus yang tidak ingin terpisah lagi dengan manusia. Melalui karya keselamatan yang ditandai dalam tubuh dan darah-Nya. Sebagaimana disabdakan oleh Kristus tentang memakan & meminum daging dan darah-Nya, tentu memiliki arti menerima pengorbanan-Nya.

Bagi orang yang menerima, percaya dan disatukan kepada pengorbanan Yesus, merekalah yang memiliki hidup kekal. Penegasan Kristus akan daging dan darah-Nya sebagai yang sebenar-benarnya makanan dan minumam, tentu memiliki arti sebagai yang sejati dan utama bagi manusia. Pengorbanan Yesuslah menjadi kebutuhan utama manusia yang dianugerahkan Allah. Selanjutnya setiap kita yang mau menerima pengorbanan Yesus, memiliki janji: “hidup oleh Aku” artinya Kristus menjadi sumber hidup, daya hidup dan energi penggerak kehidupan kita. Secara sederhana kehidupan setiap kita dipimpin oleh Kristus sendiri. Maka saat kita belajar mau dipimpin Hikmat Allah, kita perlu mengupayakan terbebas dari kebebalan, keegoisan, keserakahan, ketidakpedulian, kesalahpahaman, dll. Serta saat kebijaksanaan memimpin kita, dalam perzirahan rohani, mau dituntun untuk pulih dari kedukaan, kesedihan, kepahitan, kekecewaan, keputusasaan, dll. Sebab suasana “Kapernaum” itulah suasana atau keadaan yang diupayakan Kristus dan siapa saja yang didalam hidupnya terpimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan-Nya. Amin

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

Ibadah Natal 2024 dan Tahun Baru 2025