Artikel GKJ Kronelan

Dalam kalender liturgi, minggu setelah Pentakosta disebut sebagai minggu biasa. Sekalipun “biasa”, bukan berarti dalam minggu-minggu ini Firman Tuhan yang digumuli bersama bersifat “biasa-biasa” saja. Simbol yang dikenakan dalam minggu biasa adalah bahtera yang mengingatkan kita akan tugas panggilan gereja di tengah dunia. Oleh karena itu, tema-tema yang mewarnai minggu-minggu biasa adalah tema-tema yang mengajak kita untuk menggumuli tugas perutusan kita di tengah dunia.

Yesus dalam Matius 5:13-16 menyebut orang percaya sebagai garam dan terang dunia. Sebagai “garam” yang memberi cita rasa bagi dunia dan “terang” yang membuat orang dapat melihat dengan lebih jernih sekitarnya. Yesus mengatakan “kamu adalah garam dan terang”. “Garam dan terang” itulah identitas setiap orang percaya. Hanya sayang, kesadaran tentang hal ini tidak serta merta dimiliki oleh setiap orang percaya. Ada rupa-rupa penyebabnya, di antaranya adalah rasa tidak percaya diri atau tidak mampu.

Oleh karena itu, setiap orang percaya perlu didorong dan dikuatkan bahwa dirinya dipanggil dan dipilih oleh Tuhan untuk menjadi hamba-Nya, untuk melaksanakan tugas perutusan secara khusus sesuai konteks hidupnya masing-masing. Setiap orang percaya juga perlu diberdayakan dan diyakinkan bahwa Allah senantiasa menyertai dan memperlengkapi dalam melaksanakan tugas panggilan tersebut.

Yesus memanggil dan mengutus 12 murid-Nya. Mereka diutus berdua-dua untuk saling menopang dan “bekerja” sebagai sebuah tim. Mereka perlengkapi dengan diberi kuasa atas roh-roh jahat, kemampuan untuk mempersuasi orang, mengusir setan, dan menyembuhkan. Kemampuan-kemampuan itu berasal dari Tuhan dan “dipinjamkan” kepada para murid sebagai sarana pelayanan mereka.

Para murid diutus dengan ketentuan, tidak diperkenankan membawa apa-apa dalam perjalanan, termasuk roti, bekal, uang, dan pakaian cadangan. Mereka hanya diperkenankan mengenakan satu helai baju, alas kaki, dan tongkat sebagai penopang dalam perjalanan. Perintah ini tidak dimaksudkan agar para murid menjalani hidup askese, menenggelamkan diri dalam kemiskinan. Apa yang boleh dan tidak boleh dibawa menunjukkan maksud perintah Yesus.

Yesus hanya memperkenankan para murid membawa perlengkapan yang menunjang perjalanan pelayanan. Yang tidak diperkenankannya adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan urusan “perut” atau kehidupan pribadi. Hal ini untuk mengajarkan kepada para murid untuk mempercayakan diri kepada pemeliharaan Tuhan, agar para murid fokus pada tugas pelayanan mereka, tentang keberlangsungan hidup, Tuhan yang akan memelihara dan menyediakan bagi mereka melalui orang-orang yang mereka temui dan tumpangi. Ada tidaknya kesediaan untuk menjamu para murid Yesus menunjukkan ada tidaknya rasa terima kasih atas karya Yesus melalui para murid (ay. 10-11).

Setiap kita juga dipanggil untuk menjadi utusannya. Sesungguhnya, kita tidak dapat mengelak panggilan Tuhan.Jika Tuhan sudah memanggil dan mengutus, tidak ada yang dapat menghalangi. Hal itu dapat disaksikan dalam kisah hidup Raja Daud. Daud telah dipilih oleh Tuhan untuk memimpin Israel (1 Sam. 16). Namun, ia menghadapi hambatan karena kedengkian Saul. Meskipun demikian, Daud terus disertai dan diperlengkapi, hingga tiba saatnya ia memerintah secara penuh sebagai raja atas Israel raya.

Tuhan juga dapat mengubah seseorang dan memperlengkapinya untuk menjadi alat keselamatan-Nya, seperti halnya Paulus yang diubahkan oleh Tuhan. Saudara-saudara juga dipanggil Allah untuk menjadi pewarta kabar keselamatan. Jangan kuatir, Tuhan telah berjanji bahwa IA akan menyertai kita dalam melaksanakan tugas pelayanan itu. Bukan hanya menyertai, IA juga akan memperlengkapi kita dengan segala yang diperlukan untuk menunjang pelayanan kita. Jadi, mari kita lakukan tugas pelayanan itu dengan sukacita. Amin

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

Ibadah Natal 2024 dan Tahun Baru 2025