Umat yang terkasih, seringkali Tuhan memakai penderitaan, kesulitan hidup, atau situasi yang tidak menyenangkan untuk mengajarkan kepada kita tentang bagaimana mempraktikkan sikap percaya kepada-Nya. Apakah dalam situasi terburuk, kita masih mampu mengandalkanNya?
Penderitaan adalah bagian dari hidup. Namun, ketika kita menderita seringkali kita lupa akan kenyataan ini. Hal itu terjadi karena manusia cenderung senang dalam situasi yang damai, sukacita, sejahtera, serba kecukupan, katimbang sebaliknya. Itulah sebabnya, ketika berada dalam situasi kritis, buntu, seolah tidak ada solusi, manusia sering lupa bahwa penderitaan adalah suatu kemestian dalam hidup.
Kesungguhan kita dalam bersikap mengandalkan Tuhan dan menggantungkan hidup kepada-Nya, justru teruji ketika kita berada dalam situasi yang terburuk. Bacaan Injil hari ini dari Markus 4:35-41 menceritakan tentang para murid yang ketakutan, dipenuhi rasa kuatir ketika dalam pelayaran, perahu mereka diserang oleh taufan. Padahal, mereka ada bersama dengan Tuhan Yesus dalam satu perahu. Namun, ancaman bahaya membuat mereka menjadi lupa akan kuasa Yesus. Karena itulah, Yesus tidak menanggapi seruan para murid, “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” (ay. 38). Sebab, jeritan ini menggambarkan para murid dihantui oleh rasa takut dan berpikir dengan pikirannya sendiri
Jika saat ini, kita juga sedang menghadapi situasi hidup yang sulit, baik berupa sakit penyakit yang tak kunjung sembuh, rusaknya relasi dalam hidup berkeluarga, pengharapan yang tak kunjung didapatkan, kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup, atau pergumulan-pergumulan yang lain, mungkin saat itulah Tuhan sedang mengajarkan kepada kita bagaimana menggantungkan hidup kepada Tuhan. Apakah kita masih tetap percaya bahwa Tuhan sanggup menolong kita, sehingga kita hidup dalam pengharapan dan mengandalkan-Nya?
Berdasarkan bacaan leksionari minggu ini, iman yang mengandalkan Tuhan terwujud dalam sikap hidup konkrit sehari-hari, yaitu melalui pengakuan yang bersifat personal atas pertolongan Tuhan dalam hidup dan senantiasa berusaha untuk menjalani hidup seturut dengan identitas sebagai anak-anak Tuhan. Kita dapat melihat contohnya dalam diri Daud dan Paulus. Daud yang secara manusia memiliki perbedaan bak langit dan bumi dengan Goliat, mampu menunjukkan betapa ia hanya mengandalkan Tuhan dalam segala perkara.
Cara Daud ini juga dapat kita lakukan. Ketika kita mulai merasa goyah dalam iman, mari kita mengingat pertolongan Tuhan yang kita rasakan secara pribadi. Mengingat-ingat kebaikan dan pertolongan Tuhan, akan menumbuhkan rasa syukur dan menguatkan kita untuk terus beriman kepada Tuhan dan tetap mengandalkanNya sekalipun sulit situasi yang kita hadapi. Melalui nasihat Paulus kepada rekan-rekan pelayanannya, kita juga dapat belajar bagaimana bentuk konkrit hidup mengandalkan Tuhan. Ia memberi contoh bagaimana ia berusaha menjalankan tugas pelayanannya sebagaimana seorang pelayan Allah dalam berbagai macam situasi. Namun, dalam setiap situasi itu, Paulus mampu menjalaninya tanpa kehilangan identitasnya sebagai pelayan Allah (ay. 4). Di dalamnya ada ketabahan, keteguhan iman, kemurnian hati, dlsb, sehingga ia dapat menjalani semua situasi itu dengan tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Fokus pada “siapa kita” dalam relasi kita dengan Tuhan. Dengan demikian, kita belajar terus menerus untuk bersikap selayaknya anak-anak Tuhan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Dengan terus mengingat identitas kita sebagai pengikut Kristus, kita akan selalu ditolong untuk terus berusaha memandang segala sesuatu berdasarkan sudut pandang iman. Jika kita berada dalam suka, sukses, dan kemakmuran, kita tidak menjadi takabur, seolah semua itu kita dapatkan karena hasil usaha kita sendiri. Jika kita berada dalam duka, derita, dan terpuruk, kita tidak menangisi diri sendiri seolah kita menjadi orang yang paling menderita. Seperti halnya Paulus, kita perlu memiliki keyakinan bahwa apa pun yang terjadi dalam kehidupan kita, Tuhan mampu memakai semua itu untuk mengajarkan kepada kita bagaimana kita sungguh-sungguh mengandalkan-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Amin.
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/