Artikel GKJ Kronelan

Salam dalam kasih Tuhan, Paulus menegaskan, bahwa orang yang hidup dalam kungkungan dosa, maka penderitaan akan menjadi warna atau buah dari kehidupannya. Kecenderungan yang muncul adalah tidaklah peka orang tersebut terhadap kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Namun oleh karena belas kasih dari Tuhan, manusia diselamatkan. Kepada jemaat di Efesus, Paulus mengatakan: “Oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita — oleh kasih karunia kamu diselamatkan”. Keselamatan adalah karunia Allah, bukan karena kemampuan manusia untuk mengusahakan dan mendapatkannya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Kasih dan kuasa Allah kita alami dan rasakan dalam Tuhan Yesus Kristus. Bila orang Israel menjadi sembuh karena memandang patung ular tembaga, maka dunia mengalami pemulihan Allah ketika mau memandang Yesus, memandang Anak Allah yang menyatakan anugerah keselamatan. Injil Yohanes 3:14-15 mengatakan: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal”. Tuhan Yesus dimuliakan karena pengorbanan-Nya bagi dunia. Melalui salib, kita memandang kemuliaan Allah yang semula tidak dapat kita lakukan. Di sini kita menemukan dengan jelas bahwa oleh kasih karunia kamu diselamatkan!

Oleh karena kasih karunia itu kita diselamatkan. Tidak ada kata lain selain mengubah cara hidup. Mengubah kehidupan dari pendosa menjadi pendoa. Jika pendosa hidup dengan mengikuti kehendak hati sendiri, menjadi pendoa berarti hidup dalam ketaatan kepada Allah. Kita dapat meneladani umat yang tadinya berdosa, lalu sadar akan dosanya dan berdoa pada Allah seperti dalam Bilangan 21:17: “Kami telah berdosa, sebab kami berkata – kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami”. Kesadaran diri menjadikan umat memahami bahwa tanpa Allah umat bukanlah siapa-siapa.

Timothy Keller dalam buku Prayer mengatakan: dalam doa kita mengalami kekaguman dan keintiman bersama Allah. Keller menegaskan bahwa Doa adalah tentang kekaguman dan keintiman; tentang sebuah percakapan dan perjumpaan dengan Allah. Melalui doa, umat Allah tidak sekadar memahami siapa Allah itu, namun juga menemukan siapa dirinya.

Buah dari doa adalah tindakan aktif yang sesuai kehendak Allah. Akibatnya, kemuliaan Allah itu akan kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari karena kita mau hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Ketaatan itu menjadikan setiap orang yang hidupnya diubah oleh Tuhan menjalani hidup sebagaimana dikatakan Rasul Paulus dalam Efesus 2: 9-10: “Jangan ada orang yang memegahkan diri, Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Tuhan tidak menutup mata kepada mereka yang menyadari hidupnya masih dalam kungkungan dosa. Justru Tuhan memanggil mereka yang menyadari butuh diselamatkan dari cengkeraman dosa, serta bersedia mengikuti jalan-Nya. Dari jalan itu Tuhan mengajak setiap orang turut bersama-Nya menebarkan cinta kepada ciptaan-Nya yang ada di dunia ini. Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan cara mendoakan mereka. Kiranya Tuhan menuntun dalam setiap peziarahan hidup kita. Amin

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

By Admin