Artikel GKJ Kronelan

Hampir semua orang memiliki motivasi atau alasan ketika berbuat sesuatu. Jika berbuat sesuatu hanya sebagai kewajiban sesaat, maka setelah dilakukan mungkin tidak akan dilakukan lagi. Berbeda jika karena seseorang melakukannya berdasarkan cinta. Selain akan memberi yang terbaik, sangat mungkin untuk melakukannya berulang-ulang, terlebih ketika yang menerimanya itu menyukainya. Kualitas dan intensitasnya berbeda.

Hari ini kita akan belajar tiga hal dari firman Tuhan:

  1. Karena Cinta Sudah berapa kali umat Tuhan menyakiti hati Tuhan? Kesalahannya begitu sering dan banyak, mereka menerima hukuman dua kali lipat, karena segala dosanya (Yes. 40:2). Umat Israel dengan dosanya menjadi rapuh dan tidak semarak. Kondisi ini “tidak menarik”, tidak ada keuntungan untuk meminang dalam kondisi Israel. Namun di sinilah kita mendapatkan dasar pemahaman yang kuat bahwa yang tidak menarik itu tidak mengurangi kesetiaan Allah. Tuhan dan firman-Nya yang kekal selama-lamanya tetap mengasihi dan setia. Umat yang tidak semarak itu akan diterima menjadi seperti domba atau kawanan domba yang dihimpun dan mendapat sayang dan perlindungan gembala yakni Allah. Hanya karena cinta: maka segala kekurangan itu tidak mengurangi kedatangan & pertolonganNya.
  2. Tidak Bertepuk Sebelah Tangan Banyak orang jatuh cinta tapi kadang bertepuk sebelah tangan. Kondisi ini akan berdampak hubungan yang terpaksa. Tidak kuat atau gampang putus. Mudah menyeleweng dan atau tidak menikmati hubungan yang mestinya penuh sukacita. Bukankah sukacita yang Allah janjikan seringkali tidak terjadi pada kita? Apa yang menjadi penyebab? Tentu saja diri kita yang tidak gayung bersambut. Allah setia mengasihi, namun kasih kita kurang. Firman Tuhan: “Buatlah Jalan Untuk Tuhan” Persiapkan jalan untuk Tuhan, memperingatkan kita, agar memperhatikan dan mempersiapkan jalan yang bukan sekadar menghubungkan antar manusia atau manusia dengan suatu tempat, tetapi suatu jalan yang menghubungkan manusia dengan Tuhan. “Sediakan jalan bagi Tuhan. Yang lekak-lekuk hendaknya diratakan, yang bengkok hendaknya diluruskan”. Tuhan akan datang kembali, dan telah datang dalam di Kristus. Respons yang pantas dari manusia adalah suatu jalan harus disiapkan. Arti dari kedatangan Tuhan pada hari Natal sangat tergantung dari jalan ini. Jalan itu adalah hati kita. Ia berada dalam hati kita, di dalam keluarga kita, di dalam bangsa kita. Jalan yang lekak-lekuk oleh permusuhan, kebencian, kesombongan dan sebagainya harus diratakan dan dibereskan. Jalan yang tidak lurus oleh penipuan, korupsi, pemerasan, penindasan dan ketidakadilan harus diluruskan.
  3. Manfaatkan kesempatan “Anggaplah sebagai kesabaran dan sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat” (2 Petrus 3:15). Namun kita diingatkan ada “kesabaran Allah.” Tepatnya, semua ada waktunya, ada batasnya. Mungkin Allah tidak membatasi, namun waktu hidup kita semua terbatas. Jika kita tidak memanfaatkannya dengan baik maka kita bisa kehabisan waktu. Kesempatan tidak berulang. Peka dan waspadalah. Kapan waktu pemulihan kedatangannya bisa sangat dekat sekali, sangat singkat, namun jika masih lama, maka bersabarlah. Yang jelas Allah tidak lalai akan janji-Nya. Janji-Nya selalu ditepati-Nya. Ini waktunya perbaikan, ini masa kesabaran Allah, agar tidak ada yang binasa. Agar semua berbalik, bertobat. Cinta akan datang jangan ada yang tidak memanfaatkan kesempatan. Saat ini masih banyak derita, namun akan dibangun langit dan bumi yang baru. Amin.

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

By Admin