Artikel GKJ Kronelan

Jemaat yang terkasih, kehidupan iman kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus seringkali menghadapi tantangan yang tidak ringan bahkan ada yang merasa terancam. Semua itu terjadi karena nama Yesus Kristus. Untuk itu perlu setiap orang percaya menyiapkan diri menghadapi tantangan tersebut supaya tetap menjadi teguh. Karena secara manusiawi memang ancaman mungkin membuat seseorang menjadi takut.

Dalam bacaan Injil saat ini tampak Yesus sedang menyiapkan para murid-Nya supaya siap menghadapi potensi munculnya ancaman dan penolakan sebagai akibat mereka memegang teguh iman dalam nama Kristus. Ancaman yang akan dihadapi adalah penganiayaan dan pembunuhan. Tampak dari dari ayat 28 “Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.”. Sedangkan ancaman yang kedua yaitu adanya penolakan yang terjadi di dalam keluarga yang bisa menjadi konflik di tengah keluarga.

Ayat 34-36 menyatakan hal tersebut “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Ini tidak berarti bahwa Yesus membiarkan kebencian itu ada dalam suatu keluarga tapi lebih kepada penguatan untuk setiap orang percaya. Di ayat selanjutnya secara tersirat Yesus menekannya bahwa mereka yang sudah menjadi percaya tetap bisa mengasihi keluarganya tapi jangan sampai melebihi kasih kepada Kristus. Kasih yang terutama adalah kasih kepada Tuhan.

Jadi bacaan Injil saat ini dalam konteks memberi penguatan. Ini tampak dari perkataan Yesus supaya jangan takut terhadap orang yang hanya bisa membunuh tubuh tapi tidak berkuasa atas jiwanya dan juga jangan pernah takut kehilangan nyawa. Karena rumusnya mereka yang “kehilangan nyawanya” akan “menemukannya” sedangkan yang “menemukan nyawanya” akan “kehilangan”.Penguatan ini terkait erat dengan kasih karunia Allah. Kehidupan atau nyawa itu adalah karunia Tuhan maka tidak perlu kita takut kehilangan. Karena Tuhanlah yang berkuasa atas tubuh dan nyawa.

Disamping itu juga sangat ditekankan kenapa kita tidak perlu takut? Karena kita adalah sebagai murid-Nya. Kalau memang kita menyebut diri murid maka sudah selayaknyalah kita menjadi sama seperti Kristus, Sang Guru. Kristus mengalami penderitaan, penolakaan dan bahkan kematian maka kita pun sama. Ini bukan maksud Yesus menakut-nakuti para murid-Nya tapi bisa Yesus sedang membuka kesadaran konsekuensi menjadi murid-Nya sekaligus sebagai tantangan komitmen untuk tetap teguh dan berserah diri. Tidak hanya sama dalam penderitaan, penolakaan dan kematiannya saja tapi juga kehidupannya.

Inilah yang dinyatakan Rasul Paulus dalam bacaan II leksionari saat ini manusia telah menjadi satu sama seperti Yesus dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Setiap orang percaya yang sudah menjadi satu sama seperti Yesus dalam kematian dan kebangktan-Nya maka ia juga harus yakin akan kematian kuasa dosa tidak menghamba dalam dosa.

Jemaat yang terkasih, Teruslah menjadi sama seperti Kristus dengan tidak takut tapi siap menghadapi penolakan dan bahkan sampai suatu titik kematian. Karena sesungguhnya saat kematian itulah kita akan dibangkitkan dan mendapatkan hidup kembali. Dari situ kita akan melihat kasih karunia Allah yang tanpa batas seperti yang pernah disaksikan dalam Perjanjian Lama ketika Sarah mengusir Hagar dan Ismael karena takut Ismael mendapat hak waris tapi Tuhan pun tetap memelihara Hagar-Ismael sehinga Hagar-Ismael tetap bisa hidup dan bahkan berjanji menjadikan bangsa yang besar

Demikian kasih karunia Tuhan juga ada bagi setiap kita yang percaya kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Sang Guru Agung kita yang akan memberikan kita kehidupan kekal. Maka dari itu janganlah takut, berusahalah menjadi seperti Kristus dan tetaplah menjadi murid Kristus yang setia. Amin

Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/

By Admin