Saudara yang dikasihi Tuhan, Sering kali kita merasa paling tahu, paling mengenal diri kita sendiri. Kita menganggap, orang lain keliru. Kitalah yang paling benar. Padahal kenyataannya, sebenarnya tidak tahu apa-apa. Orang-orang di Korintus juga merasa demikian. Mereka merasa paling berhikmat, memiliki banyak pengetahuan, hingga mereka berlomba-lomba, siapa yang paling berhikmat di antara mereka. Hal itu menimbulkan perpecahan dalam jemaat. Namun, Paulus mengkritik sikap mereka. Ia berkata bahwa semua yang mereka anggap hikmat dan penting, tidak ada artinya apa-apa jika mereka tidak menjalaninya di dalam kasih. Mereka merasa mengenal Allah melalui pengetahuan yang mereka miliki, namun sebenarnya mereka tidak mengenal Allah. Dengan demikian, mereka juga tidak mengenal diri mereka sendiri.
Dengan mengkritik orang Korintus, bukan berarti Paulus merasa diri paling baik dan sangat mengenal Allah. Dengan rendah hati, ia mengakui pengenalannya tentang Allah masih samar- samar/teka-teki. Paulus mengumpamakan seperti melihat pantulan wajah di muka cermin. Kebanyakan cermin di dunia kuno terbuat dari logam atau batu dan kualitas gambar yang dipantulkan tidak seperti cermin pada masyarakat modern saat ini, yang dapat memantulkan wajah kita hampir sama persis. Cermin pada masa itu tidak serta merta memantulkan wajah yang identik, sebaliknya yang tampak adalah wajah yang samar dan tidak jelas. Demikian Paulus menggambarkan penggenalannya tentang Allah dan dirinya, juga tidak jelas.
John Calvin mengatakan dalam sebuah bukunya bahwa “Hampir semua hikmat yang kita miliki, yakni hikmat yang benar, terdiri dari dua hal: pengenalan akan Allah dan pengenalan akan diri sendiri”. Dapat kita katakan, mengenal Allah sangat erat kaitannya dengan mengenal diri sendiri. Jalan menuju pada pengenalan itu ada di hadapan kita setiap hari, sebagaimana Sokrates mengatakan, “Hidup yang tidak direfleksikan, tidak layak untuk dijalani”. Artinya, kita perlu senantiasa menelaah diri kita sendiri agar dapat semakin mengenal diri dan Tuhan. Jangan kita merasa sudah maksimal dalam mengenal diri, namun teruslah berproses untuk senantiasa mengenal diri dan Tuhan.
Tantangan yang kita hadapi adalah kecenderungan kita dalam memandang hidup secara fragmentaris atau parsial. Hal ini membuat kita kurang dapat melihat segala sesuatu dalam keterhubungannya dengan yang lain. Inilah keterbatasan manusiawi kita. Sama seperti orang- orang Yahudi dalam Lukas 4:21-30, mereka mengamini Firman Tuhan yang dibaca oleh Yesus. Namun, mereka sulit menerima kenyataan bahwa Allah pun memberikan berkat-berkatNya kepada orang bukan Yahudi. Yang mereka tahu, Allah hanya mengasihi mereka sebagai bangsa pilihan. Padahal, Allah juga mengasihi segala bangsa.
Sekalipun pengenalan manusia akan Allah tidak sempurna, namun bagi orang Kristen kita memiliki jaminan bahwa Allah di dalam kasih-Nya sangat mengenal kita. Di dalam kasih- Nya, ia memilih kita untuk menjadi umat-Nya. Ia mengenali kita sebagai domba-domba-Nya (Yohanes 10:14). IA-lah yang membentuk dan menentukan kita sejak kita berada di dalam kandungan ibu kita. Sebagai responsnya, kita pun perlu senantiasa mengupayakan pengenalan akan Allah, melalui sikap :
- Rendah hati, seperti Paulus yang mengakui keterbatasannya. Karunia-karunia yang ia miliki tidak berarti apa-apa jika tidak dia lakukan di dalam kasih. Ungkapan bahwa ia belum mengenal Allah adalah wujud sikapnya yang merendah. Sebab, dalam 1 Timotius 1:12-20, Paulus menyampaikan dengan baik pengenalannya tentang dirinya sendiri. Dalam refleksinya, pengenalan itu ia peroleh karena Allah yang memampukannya.
- Taat, seperti Yeremia, sekalipun dalam ketidaktahuannya, ia melakukan tugas perutusannya, karena Tuhan
- Inklusif, sikap yang meyakini bahwa Allah juga berkenan kepada semua orang.
- Kolaboratif, setiap karunia yang Tuhan berikan hendaknya digunakan untuk kepentingan bersama, di dalam kasih.
Empat hal ini dapat kita lakukan sebagai upaya kita untuk mengenal Allah dan mengenal diri kita secara lebih dalam. Amin.
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/