Jemaat yang diberkati oleh Tuhan, Kaca adalah salah satu barang yang rentan rusak/pecah. Kita harus sangat berhati-hati ketika membawanya supaya tidak pecah. Terkena benturan sedikit saja kaca bisa pecah. Semakin tidak rata jalan yang dilewati, semakin besar kemungkinan kaca itu rusak/pecah. Hati kita ibarat seperti kaca. Jika kita tidak menjaga hati kita dengan baik, terkena benturan sedikit saja, tidak hanya hati kita, tetapi hidup kita juga akan bermasalah.
Melalui bacaan hari ini kita dapat melihat berbagai contoh menjaga hati dalam menghadapi krisis kehidupan dan cara mengatasinya. Yang pertama kisah tentang Daud yang dikenal sebagai rajanya yang hebat. Ia berhasil menjaga hatinya, mengatasi berbagai situasi krisis di medan pertempuran, mengalahkan berbagai bangsa, dan disegani oleh musuh-musuhnya. Tapi godaan yang menghancurkannya justru terjadi ketika Ia sedang jalan-jalan di atas sotoh istana raja. Daud tidak dapat menjaga hatinya. Ia terpesona pada Batsyeba, seorang perempuan yang sudah bersuami.
Jemaat yang terkasih, Dalam bacaan Injil juga dikisahkan dua macam krisis yang dialami oleh Tuhan Yesus dan rombongan. Dalam peristiwa pertama (Yoh. 6:1-15) Tuhan Yesus diperhadapkan pada krisis, dimana ribuan orang yang datang menemuinya dalam kondisi lelah dan lapar seusai perjalanan jauh dari tempat mereka masing-masing. Dalam peristiwa kedua (ay. 16-21) situasi krisis dialami para murid ketika pada malam hari, perahu mereka diterpa angin kencang, dan ditambah ada sesosok yang berjalan di atas air mendekati perahu. Hati mereka diselubungi rasa panik dan takut sehingga mereka tidak memperhatikan bahwa sosok itu adalah Yesus.Mereka menyangka sosok itu adalah hantu (Bnd. Matius 14:26).
Melalui dua peristiwa mujizat Tuhan Yesus ini, kita diingatkan bahwa jika hati kita tidak terjaga, sering kali pikiran kita tidak jernih. Kita tidak dapat melihat potensi diri kita yang ternyata bisa menjadi jalan keluar dari krisis yang kita hadapi seperti dalam kisah 5 roti dan 2 ikan. Kita juga menjadi tidak dapat melihat Tuhan yang sebenarnya ada bersama-sama dengan kita seperti dalam kisah Tuhan Yesus berjalan di atas air. Rasa kuatir, panik, dan takut justru akan memperburuk situasi, sehingga sering kali kita kehilangan kepekaan hati dan kejernihan pikiran. Bacaan Mazmur mengingatkan kita untuk terus berlindung kepada Tuhan agar hati kita tetap terjaga dan tidak berbuat yang jahat di mata Tuhan ketika dilanda krisis. Selalu ada pengharapan dalam setiap krisis, karena Tuhan melindungi. Jangan sampai krisis membuat kita menjadi orang bebal yang tidak percaya akan Allah.
Jemaat yang mengasihi Tuhan, Menjaga hati di tengah krisis memang bukan perkara yang mudah. Iblis menggunakan berbagai cara dan kesempatan agar manusia gagal menjaga hati dan jatuh ke dalam dosa. Iblis bisa menggunakan keluarga, teman, pekerjaan, bahkan pelayanan untuk mencobai manusia. Perjalanan iman manusia menjadi tidak mudah, sering mengalami pasang-surut seperti kisah Daud dan juga para murid Tuhan Yesus. Oleh karena itu, kita memerlukan amunisi supaya hati kita tetap terjaga di tengah badai kehidupan dan kita tetap setia kepada Tuhan. Dalam surat Efesus, Paulus meneladankan bahwa salah satu senjata ampuh untuk menjaga hati yaitu dengan berdoa.
Jemaat yang diberkati Tuhan, Melalui pewartaan hari ini kita diingatkan bahwa untuk setia kepada Tuhan kita harus menjaga hati terutama ketika sedang menghadapi krisis/pergumulan. Karena yang ada dalam hati kita akan terpancar dalam hidup kita. Mari jadikan doa sebagai benteng perlindungan yang kokoh terhadap serangan cobaan dari si jahat. Karena dengan doa, kita dipenuhi oleh Allah, iman kita diteguhkan, dan kita dituntun untuk memahami kasih Tuhan yang tak terselami sehingga hidup kita berkenan bagi Tuhan. Mari jaga hati, jangan ijinkan pintu dosa terbuka! Percayalah, Tuhan dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan (Ef. 3:20a). Amin.
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/