Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan, Pernahkah kita berada pada dalam keadaan yang seakan kehilangan pengharapan? Apa saja yang membuat kita seakan kehilangan pengharapan? Apakah karena sakit? ketidakadilan? peperangan? penindasan? atau apa? Secara khusus kita akan mencoba melihat hilangnya pengharapan karena sakit. Berapa banyak orang yang sakit sampai pada titik sudah kehilangan pengharapan untuk bisa sembuh. Sehingga membutuhkan pelayanan holistik atau pelayanan yang bersifat menyeluruh dalam arti tidak sekedar terkait menyembuhkan sakit fisiknya tapi juga pendampingan rohani secara khusus.
Motivasi dalam karya pelayanan holistik sesungguhnya berasal dari tindakan Allah sendiri yang terus hadir di tengah umat-Nya yang sedang menderita. Allah hadir untuk memberi kekuatan dan memulihkan. Warta kehadiran Allah tersebut selalu akan dinantikan setiap orang yang menderita dan akan menjadi sumber sukacita bagi mereka. Walaupun kadang kalau sudah terlalu menderita dan tidak kunjung mendapat kemenangan dari penderitaannya tersebut atau mungkin juga tidak segera sembuh dari sakitnya beberapa orang menuduh Allah jauh dari hidupnya.
Kita harus yakin bahwa Allah itu Sang Penyembuh, Sang Pemelihara yang terus menyembuhkan dan memelihara umat-Nya. Juru Mazmur dalam Mazmur 147 menarasikan pemeliharaan Allah dalam berbagai macam bentuk yaitu dengan cara mengumpulkan mereka yang tercerai berai (ay.2), menyembuhkan orang yang hancur hatinya dan membalut luka-lukanya (ay. 3), mengangkat orang tertindas yang tertekan dan sebaliknya menjatuhkan orang fasik (ay.6), menurunkan hujan sehingga tumbuhan bisa tumbuh (ay. 8), memberi makan untuk hewan (ay. 9).
Injil Markus juga menunjukkan karya Allah sebagai Sang Penyembuh melalui tindakan Yesus yang menyembuhkan sakit demam ibu mertua Simon Petrus. Diceritakan dalam Injil Markus 1:29-31, setelah Yesus keluar dari rumah ibadat bersama Yakobus dan Yohanes. Mereka singgah ke rumah ibu mertua Petrus dan di sana Yesus menyembuhkan sakit demam yang diderita ibu mertua Petrus dengan cara memegang tangannya dan seketika sembuh.
Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan, Tuhan Allah hadir dalam karya membawa sukacita, pengharapan, kemenangan, kesembuhan untuk mereka yang letih, lesu, tidak berdaya dan sakit memanggil umat-Nya untuk juga terlibat dalam karya-Nya tersebut hadir membawa kabar sukacita dan pengharapan kepada sesama kita. Ini membutuhkan sikap hati sebagai hamba yang mau merendahkan diri untuk menolong dan memulihkan. Bagaimana caranya? Kita bisa belajar dari Rasul Paulus. Rasul Paulus mengambil sikap hidup sebagai hamba dan tidak menghiraukan status kerasulanya yang sesungguhnya mendapatkan hak istimewa. Hamba yang memenangkan semua orang, baik orang Yahudi, non Yahudi maupun orang-orang lemah. Cara ia menjadi hamba adalah dengan “menjadi seperti” atau “seolah-olah” sama dengan orang Yahudi, orang non Yahudi dan orang-orang lemah tanpa harus kehilangan prinsip imannya. Artinya Paulus masuk dalam kehidupan orang-orang tersebut.
Seringkali kata “memenangkan” ditafsirkan “meng-Kristen-kan” tetapi memenangkan di sini bukan meng-Kristen-kan tapi memenangkan orang-orang dari belenggu hukum Taurat menuju hukum Kristus yang penuh cinta kasih dan memanusiakan manusia serta memenangkan orang dari segala kelemahannya.
Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan, Panggilan menjadi hamba yang memenangkan adalah panggilan setiap orang percaya dan gereja. Memenangkan orang dari ketertindasannya, memenangkan orang dari segala kelemahannya karena sakit-penyakit, hilangnya pengharapan dan lainnya. Misi memenangkan adalah misi pewartaan Injil supaya semua kembali mendapatkan sukacita, pengharapan, kesembuhan bahkan keselamatannya. Pembawa misi ini harus memiliki sikap hidup sebagai hamba yang mau berempati atau masuk dalam dunia sesama yang menderita untuk menolong. Ini semua bisa terjadi ketika kita mampu merendahkan diri kita. supaya dapat meneruskan misi Allah yang menumbuhkan sukacita, kekuatan, semangat hidup serta pengharapan. Amin
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/