Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan. Petrus, Yakobus dan Yohanes saat menyaksikan Yesus berubah rupa diatas gunung. Tertulis di dalam Injil Markus “Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan jubah-Nya sangat putih berkilauan. Tidak ada seorang penatu pun di dunia ini yang dapat memutihkan pakaian seperti itu.” Saat itu juga hadir Elia dan Musa. Suatu pemandangan membuat tercengang, terpesona, gemetar, dan damai bercampur dalam hati ketiga murid Yesus. Tapi semuanya terjadi begitu cepat dan semua kembali normal. Akhirnya Yesus mengajak mereka turun dan berpesan tidak menceritakan apa yang telah mereka lihat sampai setelah kebangkitan-Nya. Pesan yang bersifat larangan ini sama disampaikan Yesus kepada Petrus ketika ia mengakui Yesus Mesias. Kenapa dilarang? Kemungkinan Yesus tahu orang-orang Israel belum siap menerima Dia sebagai Mesias atau waktunya memang belum tiba sampai semua tugasnya selesai.
Melalui peristiwa transfigurasi, Yesus ingin meneguhkan Petrus juga tentang kemesiasanNya. Walaupun lagi-lagi Petrus ingin terus merasakan keindahan dari pancaran kemuliaan Yesus dalam transfigurasi tersebut. Agaknya Petrus tidak mau menderita atau menghindari penderitaan. Saat itu yang diinginkannya, terus ingin menikmati keindahan kemuliaan tersebut. Tapi itu tidak terjadi karena mereka harus turun gunung untuk melanjutkan karya.
Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan, Tidak semua orang bisa merasakan kemuliaan Tuhan hanya orang-orang yang terpilih saja. Petrus, Yakobus dan Yohanes juga murid terpilih yang bisa melihat langsung kemuliaan Yesus. Demikian pula apabila orang-orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh juga akan melihat puncak keindahan kemuliaan Allah. Peribadatan yang sungguh-sungguh didasari dengan hati yang tulus melayani Tuhan dan bukan kepentingannya sendiri. Seperti teladan yang diberikan Paulus. Rasul Paulus melayani bukan atas karena kepentingan atau memperkaya dirinya sendiri tapi demi orang-orang yang dilayani. Bahkan Paulus mengaku tidak ingin menjadi beban jemaat Korintus (2 Kor.11:9b).
Paulus menegaskan bahwa dirinya tidak seperti rasul lain yang menjajakan firman (2 Kor.17). Bahkan Paulus juga mengatakan “sebab, bukan hartamu yang kucari, melainkan kamu sendiri..” (2 Kor.12:14). Inilah yang kemudian menyebabkan Paulus berkata Ini yang kemudian menyebabkan Paulus mengatakan bahwa ia menolak segala perbuatan tersembunyi yang memalukan, licik dan memalsukan firman. Paulus melihat bahwa ilah zaman telah menjadi penghalang orang melihat cahaya Injil. Ilah zaman membutakan mata orang. Ilah zaman yang dimaksud tampaknya mengarah ke harta kekayaan dan kesenangan duniawi.
Jemaat yang terkasih di dalam Tuhan, Kita hidup tentu selalu merindukan indahnya pancaran kemuliaan terang Kristus yang membawa kedamaian. Tapi harus diingat keindahan pancaran kemulian terang Kristus tidak boleh kita rasakan dan nikmati sendiri. Itu harus terus dipancarkan ke semua orang melalui hati kita. Sehingga orang lain juga dapat turut serta merasakan indahnya pancaran tersebut.
Tapi memang seringkali ada halangan untuk melihatnya yaitu ketika mempunyai kepentingan diri sendiri ditambah itu terjadi karena kita sudah dibutakan oleh ilah zaman dengan berbagai macam bentuknya di jaman sekarang. Seberapa banyak orang menjadi gila harta, gila uang, gila kedudukan, gila pengakuan sampai menutup mata hati untuk terus memancarkan terang Kristus. Waspadalah dengan ilah zaman modern saat ini yang bisa menutup terang Kristus. Jangan sampai kita menjadi penghalang terang Kristus. Teruslah hidup bersinar dengan mata hati yang bersih dan tulus untuk menerangi kegelapan. Amin.
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/