Jemaat yang dikasihi Tuhan, Ada pertanyaan semacam ini : Allah itu kan Mahakuasa, apakah Allah masih memerlukan manusia untuk melaksanakan karya-karya-Nya? Mungkin akan ada yang memberi jawaban: Tidak perlu! Allah bisa mengerjakan segala sesuatu secara sendirian. Manusia yang perlu Allah, bukan Allah yang perlu manusia. Namun, kita bisa memilih memberi jawaban yang berbeda dari jawaban ini. Kita bisa menjawab : Betapapun Tuhan bisa mengerjakan segala sesuatu sendirian, Tuhan ternyata berkenan mengajak manusia untuk melaksanakan karya- karyaNya. Kita semua bisa percaya bahwa Yesus juga bisa melakukan banyak hal tanpa pertolongan orang lain. Meski demikian, dalam mewujudkan karya penyelamatan-Nya, Yesus ternyata tidak bertindak sendirian. Yesus berkenan melibatkan dan memakai “tangan-tangan” orang lain untuk mewujudkan karya-karya-Nya.
Harold H. Rowley, seorang teolog dan guru besar bahasa-bahasa Semit, meringkas hakikat keterpilihan ini dengan kalimat: Election is not for honour but for service. Artinya: Menjadi umat pilihan Allah bukan untuk kemuliaan dan kemegahan umat yang dipilih itu, melainkan untuk melayani dan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain agar orang-orang lain dapat menerima karya Sang Juru Selamat melalui pelayanan bagi sesama. Ini akan mewujudkan ibadah yang sejati, yakni ibadah sebagai tanda panggilan Allah bagi manusia untuk ikut serta mewujudkan karya Allah demi menyelamtkan manusia.
Jemaat yang dikasihi Tuhan dan yang mengasihi Tuhan, Menurut para bapak reformator gereja, Martin Luther dan Johanes Calvin, setiap orang Kristen mempunyai panggilan hidup di dunia ini. (mereka menyebut dengan istilah : Vocatio). Dan tugas setiap orang Kristen untuk menyatakan dan melakukan dengan sungguh-sungguh apa yang menjadi panggilan hidupnya di dunia ini. Kita hidup bukan sekadar hidup, namun kita hidup dengan tugas panggilan yang diberikan Tuhan kepada kita.
Tidak mengherankan Mother Teresa pernah berkata : Manusia adalah tangan cinta kasih Allah. Apa yang dimaksudkannya adalah: Di dalam hidup ini, Allah berkarya menolong manusia melalui manusia lain yang tergerak oleh cinta kasih-Nya. Oleh sebab itulah, ia tidak sekadar berdoa: Tuhan, tolonglah bayi-bayi yang dibuang oleh orang tuanya di jalan, tetapi ia sendiri memungut dan memelihara dengan cinta kasih bayi-bayi yang dibuang di pinggir jalan itu. Ia menyadari ia adalah tangan cinta kasih Allah bagi dunia ini.
Tentu saja, keyakinan kita akan panggilan ini jangan membuat kita menjadi anak manja. Banyak orang Kristen yang berhadapan dengan permasalahan hidup, mudah putus asa atau bahkan meninggalkan Yesus karena menurut mereka sebagai anak-anak Allah semestinya tidak akan mengalami permasalahan hidup seperti itu.: “Saya ini orang pilihan Allah, saya ini orang Kristen yang dipanggil untuk bekerja di ladang Tuhan, kok masih menghadapi permasalahan hidup dan penderitaan seperti ini. Kok, doa-doa permohonan saya kepada Tuhan masih banyak yang belum dikabulkan Tuhan.” Kalau sudah berpandangan semacam ini, orang Kristen tersebut berarti telah menjadi orang-orang Kristen yang manja di hadapan Allah.
Sebaliknya, menjadi orang-orang yang menerima panggilan Allah harus menjadikan kita sebagai model/teladan bagi orang-orang lain. Kita justru harus memberikan teladan: orang-orang Kristen itu adalah orang-orang yang tidak mudah putus asa ketika berhadapan dengan permasalahan hidup. Orang-orang Kristen itu adalah orang-orang yang tidak akan meninggalkan Tuhan dalam menghadapi permasalahan hidup, tetapi senantiasa percaya bahwa Tuhan sendiri yang akan memberikan kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan hidup tersebut. Orang-orang Kristen harus bisa menunjukkan bahwa ibadah yang dijalaninya setiap saat merupakan tanda bahwa dirinya senantiasa siap dipanggil untuk mewujudkan karya Allah dengan setia. Amin.
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id/
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/