Saudara yang terkasih, tidak jarang kita ingin segala sesuatu bisa berjalan dengan pasti dalam hidup ini. Kita ingin masa depan kita pasti, permohonan yang kita lakukan pasti membawa kesembuhan, Pekerjaan, studi serta makanan yang akan kita makan besok pasti ada, kebutuhan untuk besok pasti tercukupi, sampai doa yang kita panjatkan juga terkabul secara pasti persis dengan yang kita minta.
Saudara yang terkasih, saat Abraham diutus oleh Tuhan keluar dari bangsanya menuju pada tanah yang dijanjikan, Abraham tidak tahu pasti kemana tujuannnya. Tetapi Abraham dan keluarga beserta para hambanya tetap berangkat, hingga sampai di Kanaan dengan selamat. Keyakinan kepada Tuhan sedari awal sudah menjadi laku hidup dalam keluarga Abraham hingga semua hambanya. Sehingga segala sesuatu yang dilakukan, didasari penuh pada iman: Tuhan akan menolongnya.
Poinnya adalah bahwa niatan untuk percaya kepada Tuhan bukan sekedar dilakukan ketika ada sesuatu yang hendak dicapai. Percaya kepada Tuhan dilakukan sebagai jalan hidup: ketika jalan di depan tampak benderang dan pasti atau penuh tanda tanya dan misteri. Juga ketika melakukan kegiatan sehari-hari atau untuk sebuah perencanaan beberapa hari, bulan atau tahun ke depan. Ketika iman telah menjadi jalan hidupnya, yakni karena telah niatkan untuk selalu percaya pada Tuhan di setiap saat. Tanda apapun yang diberikan oleh Tuhan, tampak persis seperti yang kita minta atau berbeda, tampak menakjubkan atau tampak biasa saja. Maka orang beriman akan mengerti bahwa itu adalah karya Tuhan. Sederhananya, yang beriman akan mengerti bahwa Tuhan menjawab doanya melalui cara apapun.
Tetapi bila iman bukan sebagai jalan hidup, percaya kepada Tuhan tidak diniatkan sejak awal, maka apapun yang ditunjukkan Tuhan untuk menyayangi, menolong, menjawab doa pun akan berlalu begitu saja. Bahkan bila Tuhan sendiri pun yang datang menjumpai dan menolong, akan berlalu begitu saja.
Beriman kepada Tuhan artinya meniatkan diri untuk percaya penuh pada Tuhan. Dan hal itu tidak selalu mudah dijalani. Paulus merasakan itu sulit untuk dilakukan. Ada banyak hal yang bisa membuat kita tidak sungguh-sungguh percaya pada Tuhan. Sebab beriman itu tidak sekedar melaksanakan aturan Taurat tetapi ada atau tidak ada aturan tetap percaya kepada Tuhan. Dan bagi Paulus, satu-satunya yang dapat menolongnya untuk tetap percaya dan selamat hanyalah Tuhan sendiri.
Saudara-saudara yang terkasih, kita menyadari bahwa dalam dunia tidak ada yang pasti. Cara Tuhan menjawab kita, tanda yang diberikan, siapa yang dipakaiNya semua itu juga tidak bisa kita pastikan. Bagaimana hidup kita beberapa jam lagi dan bagaimana masa depan anak cucu kita, semua serba tidak pasti. Namun, dari ketiga bacaan hari ini kita bisa belajar bahwa beriman kepada Tuhan adalah meniatkan dan melakukannya. Melatih diri untuk memiliki niatan yang sungguh percaya pada Tuhan dan tetap melangkah dengan percaya pada Tuhan.
Sekalipun Paulus merasa dirinya lemah, tetapi melalui iman, ia percaya Tuhan menolongnya. Dan itu dibagikan melalui suratnya kepada jemaat-jemaat. Dan setiap orang yang berbeban berat pun disilakan untuk merasakan kelegaan melalui percaya kepada Tuhan yang berkarya dengan banyak cara atau melalui siapa saja. Percaya dengan sepenuh hati kepada Tuhan itu mestilah diajarkan sejak dini kepada anak cucu kita, supaya percaya itu tidak pernah berhenti dan iman itu menjadi jalan hidupnya. Maka saudara yang terkasih, apapun tandanya, siapapun yang dipakai-Nya, bagaimanapun kondisinya, karya kasih Tuhan yang melegakan dapat dirasakan. Tuhan menyertai kita selamanya. Amin
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi/