Jemaat yang terkasih, ada sebuah lagu yang bagus sekali untuk mengawali renungan kita pada hari ini.
Bila Kau ijinkan sesuatu terjadi
Kupercaya semua untuk kebaikanku
Bila nanti telah tiba waktuMu Kupercaya kuasaMu
memulihkan hidupku
Waktu Tuhan Pasti yang terbaik
Walau kadang tak mudah dimengerti
Lewati cobaan ku tetap percaya
Waktu Tuhan pasti yang terbaik.
Dalam penghayatan bebas, lagu ini mengajak kita untuk percaya akan pemeliharaan Tuhan dan hanya berharap kepadaNya, sesuai dengan tema ibadah dan renungan kita pada hari ini.
Rangkaian Bacaan Leksionari kita hari ini menarik untuk kita renungkan. Pengalaman Abraham menjadi pengalaman berharga yang menuntut penyerahan, kepasrahan dan percaya yang total kepada Allah sang pencipta dan empunya langit dan bumi. Abraham yang mempercayai janji Allah kepada dirinya dan keluarganya menjadi contoh keteladanan bagaimana meyakini sesuatu yang secara manusiawi tidak mungkin dan mustahil, bahkan tidak ada jaminan yang bisa dipegang secara fisik.
Meninggalkan tanah leluhur dengan dijanjikan keturunan yang besar disaat usianya yang sudah lanjut dan isterinya yang menurut ukuran manusiawi tidak lagi bisa mengandung dan melahirkan anak adalah sebuah keputusan besar. Bahkan amat sangat besar. Demikian juga pengalaman Matius sang pemungut cukai dan Yairus. Keduanya menunjukkan sikap merendahkan diri yang luar biasa. Kebutuhan Matius adalah bisa hidup normal kembali dengan tidak dicap sebagai pengkhianat dengan memutuskan mengikuti Tuhan Yesus. Kebutuhan Yairus adalah kesembuhan anak perempuannya. Namun mereka berdua menunjukkan apa dan bagaimana itu berpengharapan, berpasrah diri akan kehendak, kewibawaan dan kuasa Tuhan Yesus, Pengharapan Matius dan kepasrahan serta rasa percaya Yairus kepada Tuhan Yesus menjadi titik balik bagi keduanya.
Maka hari ini kita diajak untuk merenungkan sejauh mana saudara dan saya menaruh harapan dan kepercayaan kepada Tuhan Yesus. Dalam masa sulit, seperti beberapa tagihan yang harus segera dibayar, perseturuan dengan pasangan dan orang tua/mertua/menantu, sulitnya mencari pekerjaan, tekanan akan belum menemukannya pasangan hidup, dsb seringkali menggoyahkan iman kita akan kuasa dan kewibawaan Tuhan. Tidak jarang kita menjadi kehilangan pengharapan dan kepercayaan akan Tuhan. Mengapa? Karena kita tidak sabar dan rendah hati, ini yang membuat kita sulit untuk merendahkan diri dihadapan Tuhan. Kita merasa semua rancangan kehidupan kita gagal. Padahal kalau kita mau renungkan sejenak dan menarik nafas perlahan, kita akan melihat, yang gagal justru adalah rancangan kita.
Rancangan Tuhan masih terus berjalan membentuk kita di tengah situasi yang tidak menyenangkan yang kita alami. Kita hanya tidak memiliki cukup kesabaran untuk menjalani setiap sudut dan situasi kehidupan kita. Yang ada dengan pongah dan arogannya, kita sering memaksa Tuhan untuk segera menghilangkan setiap tekanan dan persoalan hidup yang kita alami.
Oleh karena itu mari kita belajar seperti Abraham, Matius dan Yairus, yang begitu pasrah, berserah dan percaya kepada Tuhan dengan tidak memaksa Tuhan untuk seperti yang kita mau. Sekalipun seolah kehidupan kita hancur berantakan, tapi percayalah rancangan Tuhan tidak pernah gagal. Rancangan Tuhan tetap bekerja bagi kita membentuk kita menjadi manusia yang takut akan Tuhan. Amin
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id
https://s.gkjkronelan.or.id/informasi