Saudara sekalian yang terkasih di dalam Tuhan Yesus, bisakah kita kembali kemasa lalu? Atau dapatkah kita memperbaiki atau mengulangi keberhasilan maupun kegagalan yang terjadi pada masa lalu? Jawabannya: TIDAK BISA. Maka masa lalu biarkan ada dan selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita masing-masing. Jujurlah terhadap peristiwa masa lalu tersebut, namun jangan membiarkan masa lalu tersebut berubah menjadi belenggu yang menindih ataupun tuan yang berkuasa atas hidup saudara pada hari ini.
Bukti apabila saudara masih dikuasai dan dibelenggu oleh masa lalu yaitu; hati tidak memiliki damai sejahtera, sewaktu-waktu pikiran dan perasaan dibawa masuk ke potret peristiwa-peristiwa pada masa lalu, muncul rasa kecewa, menggoreskan perasaan ingin membalas dendam, atau melahirkan trauma sehingga memadamkan keberanian kita untuk melangkah.
Ini sebagian dari tanda kehidupan yang dipengaruhi secara negatif dari pengalaman hidup dimasa lalu. Jika hidup saudara berada dalam kungkungan masa lalu yang sedemikian ini, pasti hidup saudara jauh dari damai sejahtera. Lalu harus bersikap seperti apa terhadap masa lalu kita? BERDAMAI dan MERDEKA terhadap masa lalu saudara.
Di dalam bacaan leksionari, melalui kisah nabi Hagai kita bisa mendapatkan prinsip ajaran bagaimana dapat hidup berdamai dan merdeka dari masa lalu. Pengalaman mengikuti peristiwa hidup sebagai bangsa dan orang-orang buangan di tanah asing, menjadi pengalaman masa lalu yang kelam bagi nabi Hagai dan orang-orang Israel yang hidup sezaman dengannya. Tetapi dengan pintu masuk hidup keagaman dan sikap pribadi yang taat mengabdi kepada TUHAN Allah, maka nabi Hagai sanggup berdamai dan merdeka dari masa lalunya yang kelam. Nabi Hagai tidak hanya terpaku menoleh ke belakang, tetapi menatap kedepan; bersama kasih karunia TUHAN yang hadir atas hidupnya, maka nabi Hagai sanggup mengubah masa lalu yang kelam, menjadi pondasi untuk membangun harapan di masa depan. Demikian pula petikan kisah Injil Lukas 20 : 27-38 yang menceritakan tentang dialog orang Saduki dengan Tuhan Yesus mengenai nasib seorang wanita yang telah dinikahi secara berurutan dari kakak hingga adik-adiknya dan semuanya wafat.
Mari saudara sekalian, menapaki hidup dengan menatap masa depan; kuatkan hatimu, berdirilah teguh menghadapi segala peristiwa dalam kehidupan saudara sebagai pribadi orang Kristen maupun Gereja sebagai umat Tuhan Yesus di Bumi. Peristiwa hidup terjadi bukan sebagai lubang yang membuat kita terjerat dan terjerembab selamanya pada trauma atas peristiwa itu; tetapi kita harus kuat dan teguh berdiri, untuk bisa mentas menatap perjalanan kedepan dengan membangun harapan yang baru. Bahkan tidak perlu merasa tersakiti apalagi dipengaruhi oleh peristiwa hidup yang sudah berlalu dan membuat hidup yang dijalani hari ini terganggu ketenteramannya, tidak nyaman menjalaninya, atau ada rasa putus asa penuh penyesalan mengapa itu harus terjadi. Segera kuatkan dan teguhkan hati, peristiwa kehidupan itu hanya sekali menimpa hidup saudara, diijinkan dalam kedaulatan TUHAN, serta ada yang berharga untuk kita hadapi dan jalani sekalipun peristiwanya sangat menghancurkan hati. Gunakan untuk berpijak dan bangkit kembali dengan berpegang terhadap nilai-nilai terbaik dan berharga dibalik pahitnya peristiwa kehidupan. Yakin dan percaya akan selalu ada perubahan, kemajuan, dan kemenangan jika kita tidak selalu menoleh ke belakang, tetapi berjuang untuk menatap masa depan dengan penuh harapan kepada pertolongan TUHAN. Amin
Media Sosial Kami
https://gkjkronelan.or.id
https://linktr.ee/gkjkronelan